Prancis janjikan bantuan dana senilai €100 juta ke Lebanon



KONTAN.CO.ID - PARIS. Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Rabu (4/8) mengumumkan akan mengirim bantuan dana sebesar €100 juta ke Lebanon untuk membantu negara itu keluar dari krisis.

Pengumuman tersebut disampaikan Macron saat menghadiri Konferensi Bantuan Internasional, sekaligus memperingati satu tahun ledakan di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020 lalu.

Selama acara virtual yang diselenggarakan bersama oleh Prancis dan PBB, para pemimpin bertujuan untuk mengumpulkan lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan di Lebanon.


Sejak ledakan terjadi tahun lalu, Macron telah melakukan perjalanan ke Beirut sebanyak dua kali dan memimpin upaya internasional untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan.

Dilansir dari Euronews, Macron mengatakan ada sekitar 40 kepala negara dan pemerintahan, kepala organisasi internasional dan diplomat ikut serta dalam konferensi tersebut.

Baca Juga: Pesawat Israel menyerang fasilitas peluncuran roket milik Lebanon

Selain Macron, beberapa pemimpin dunia yang hadir antara lain Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi, Raja Abdullah II dari Yordania dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel.

Pada konferensi yang sama tahun lalu, donasi sebesar €280 juta berhasil dikumpulkan.

Menurut PBB, lebih dari setengah orang Lebanon sekarang hidup dalam kemiskinan. Satu dari tiga orang Lebanon menderita kerawanan pangan dan hampir empat juta orang berisiko tidak mendapatkan akses air bersih.

Konferensi ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan pada para pemimpin Lebanon untuk membentuk pemerintahan baru yang mampu melakukan reformasi.

"Politisi Lebanon hanya memperburuk situasi dengan menempatkan kepentingan individu dan politik mereka di atas kepentingan rakyat Lebanon," kata Macron, seperti dikutip Euronews.

Macron menegaskan bahwa bantuan yang dijanjikan akan diberikan tanpa syarat. Namun, memperingatkan bahwa Prancis tidak akan memberikan cek kosong pada sistem politik Lebanon yang kacau.

Selanjutnya: Krisis ekonomi berlanjut, penduduk Lebanon semakin jauh dari pasokan air bersih