Prancis Membara, Emmanuel Macron Tunda Kunjungan Kenegaraan ke Jerman



DAMPAK KERUSUHAN PRANCIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menunda kunjungan kenegaraan ke Jerman yang akan dimulai pada hari Minggu (3/7/2023), setelah terjadi empat hari kerusuhan nasional. Aksi kerusuhan tersebut dipicu oleh tembakan polisi yang menewaskan seorang remaja. Ini menjadi salah satu krisis terbesar dalam kepemimpinan Macron.

Melansir Reuters, kerusuhan kali ini merupakan yang kedua kalinya terjadi oada tahun ini. Pada waktu itu, aksi kerusuhan di Prancis memaksa Macron untuk menunda pertemuan penting dengan seorang kepala negara setelah Raja Inggris Charles membatalkan kunjungan karena terjadinya unjuk rasa atas undang-undang pensiun.

"Kunjungan kenegaraan adalah kunjungan persahabatan, murni seremonial, akan ada waktu yang lebih baik untuk melakukannya," kata seorang pembantu Macron kepada Reuters, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.


Dia menambahkan, "Masyarakat Prancis tidak akan memahami jika dia pergi ke Jerman. Hari-hari di Paris ini sangat penting."

Pembatalan kunjungan Macron dikonfirmasi oleh Jerman. Menurut Juru Bicara Presiden Jerman, Macron berbicara di telepon pada hari Sabtu dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dan memberi tahu dia tentang situasi tersebut.

Baca Juga: Kerusuhan Melanda Prancis dan Hal-Hal yang Perlu Diketahui

Kunjungan kenegaraan itu untuk melihat Macron melintasi Jerman dari barat ke timur sebelum memberikan pidato tentang hubungan bilateral.

Namun, untuk semua pertunjukan persahabatan yang direncanakan, pejabat Prancis dan Jerman mengatakan bahwa para pemimpin tidak akan secara terbuka membahas perselisihan yang membara mengenai energi nuklir atau pertahanan udara.

Yann Wernert, dari think tank Jacques Delors Institute di Berlin, mengatakan kunjungan yang ditunda itu menyoroti dampak kerusuhan pada kemampuan Macron untuk melakukan kebijakan luar negeri.

Baca Juga: Kerusuhan Meluas di Prancis, Bagaimana Nasib WNI di Sana?

"Kunjungan kenegaraan dapat dilakukan nanti, tetapi protes dengan kekerasan dan reaksi terhadap mereka juga menunjukkan betapa kuatnya suasana politik di Prancis saat ini," tambahnya.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie