KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (
PSDN) memproyeksikan, nilai penjualan di tahun ini akan lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2021. Alasannya, perusahaan masih merasakan imbas pandemi Covid-19. Bahkan, akibat pandemi yang masih berlangsung, PSDN memproyeksikan penjualan sejumlah komoditas di sepanjang 2021 meleset dari proyeksi awal. Misalnya saja, penjualan biji kopi diperkirakan tidak akan mencapai target yang direncakan Prasidha Aneka Niaga. Sementara itu, penjualan kopi olahan juga diperkirakan tidak mencapai target karena di sepanjang tahun lalu mengalami kontraksi lantaran kuantitas penjualan ekspor dan lokal terjadi penurunan. Hal tersebut terjadi karena turunnya permintaan akibat masih adanya dampak pandemi Covid-19.
Di sepanjang 2021, PSDN memproyeksikan volume penjualan biji kopi sebanyak 534 ton, namun realisasi hingga September 2021 baru 65 ton. Adapun proyeksi penjualan kopi olahan sebanyak 6.640 ton dan baru terealisasi 2.215 ton. Begitu juga dengan proyeksi penjualan karet remah yang mencapai 33.000 ton di 2021, namun hingga September 2021 baru terealisasi 19.992 ton. Melansir materi paparan publik PSDN di Desember 2021, perusahaan memproyeksikan total penjualan di sepanjang 2022 sebesar Rp 1,18 triliun. Dengan rincian, biji kopi sebesar Rp 4,54 miliar atau sebanyak 86 ton, karet remah Rp 670,59 miliar atau 26.400 ton, dan kopi olahan Rp 505,97 miliar atau 4.880 ton. Direktur Prasidha Aneka Niaga, Lie Sukiantono Budinarta mengatakan target tersebut lebih kecil atau turun dibandingkan dengan target tahun 2021.
Baca Juga: Begini Rencana Bisnis Prasidha Aneka Niaga (PSDN) di Tahun 2022 "Di mana untuk nilai kurang lebih turun 6,5% yoy dikarenakan keadaan ekonomi yang masih belum terlalu baik akibat belum mereda-nya Covid-19," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (4/3). Adapun untuk sementara ini, PSDN juga tidak menjajaki tujuan pasar baru. Di tahun ini, Prasidha Aneka Niaga akan lebih fokus pada efisiensi biaya di tengah kondisi ekonomi yang masih terdampak Covid-19. Maka dari itu, pihaknya juga tidak berencana menyiapkan belanja modal (Capex) sepanjang tahun 2022 ini. Jual Aset untuk Bayar Utang Di tahun ini, PSDN berencana untuk menjual beberapa aset yang sudah tidak lagi produktif. Namun, Lie mengatakan pihaknya belum bisa memerinci aset apa saja yang akan dijual baik jumlah aset maupun nilainya di tahun ini. Adapun target uang bank yang akan dibayarkan di sepanjang 2022 juga belum ditentukan. Yang terang, melansir keterbukaan informasi pada Februari 2022, Wakil Presiden Direktur PSDN, Didik Tandiono telah menyampaikan surat dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehubungan dengan rencana anak perusahaan PSDN melakukan penjualan aset yang nilainya di atas 50% dari ekuitas. Adapun keputusan ini sudah mendapatkan restu dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 17 Februari 2022 lalu di Jakarta. Lebih jelasnya, anak perusahaan PSDN yakni PT Aneka Bumi Asih akan melakukan penjualan atas aset berupa tanah seluas 26.209 meter persegi berikut bangunan dan mesin-mesin pengolahan cokelat yang terpasang di atas tanah bangunan tersebut. Nilai rencana transaksi ini sebesar Rp 39,49 miliar yang mana nilai transaksi ini lebih besar dari 50% atau 52,92% dari ekuitas PSDN berdasarkan laporan keuangan pada periode 6 bulan yang berakhir pada 30 Juni 2021.
Adapun pihak pembeli aset berupa tanah dan bangunan adalah PT Gatra Bintang Lestari perusahaan yang berkedudukan di Kota Surabaya dan pihak pembeli mesin-mesin ialah Robert Tantowi.
Sebagai informasi, Aneka Bumi Asih merupakan anak perusahaan yang memiliki kegiatan usaha utama berupa pengolahan biji kopi dan cokelat. Aset berupa tanah dan bangunan milik Aneka Bumi Asih yang akan dijual tersebut saat ini sedang dalam keadaan dijaminkan untuk utang PSDN kepada PT Bank Danamon lndonesia Tbk. Adapun rincian mesin yang terpasang di atas tanah dan bangunan miliki Aneka Bumi Asih yang menjadi objek rencana transaksi tersebut ialah mesin-mesin peralatan produksi pengolahan cokelat yang berada pada kondisi tidak lagi produktif. Manajemen PSDN yakin dengan memberikan persetujuan kepada Aneka Bumi Asih merealisasikan rencana transaksi ini akan mendatangkan banyak manfaat bagi PSDN di kemudian hari, antara lain untuk menurunkan utang bank sehingga beban kewajiban cicilan pokok dan bunga menjadi lebih ringan, serta akan meningkatkan ekuitas PSDN. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari