Pratama Capital rilis reksadana SBN



JAKARTA. PT Pratama Capital Assets Management menerbitkan reksadana anyar yang bertajuk Reksadana Pratama Pendapatan Tetap SBN.

Agus Sugianto, Direktur Pratama Capital Assets Management berujar, produk baru ini sudah mengoleksi izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 6 Februari 2017. Lalu mulai resmi diluncurkan dengan nilai aktiva bersih (NAB) Rp 1.000 pada tanggal 28 Februari 2017.

"Kami terbitkan produk ini karena memang ada permintaan dari investor industri keuangan non bank (IKNB) untuk memenuhi peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai minimum investasi di SBN," tukasnya. Terlebih, ada permintaan juga dari investor yang berprofil risiko konservatif hingga moderat.


Agus menjelaskan, perusahaan bakal mengalokasikan mayoritas dana hingga 80% pada instrumen SBN. Sisanya pada efek saham dengan target investasi jangka panjang. Sektor saham pilihan di antaranya perbankan, konstruksi, properti dan konsumer.

Untuk tahap awal, Reksadana Pratama Pendapatan Tetap SBN bakal memarkir dana pada SBN dengan tenor sekitar lima tahun. Adapun durasi dijaga di bawah 4,5.

"Kondisi pasar finansial global masih sulit diprediksi pada kuartal pertama. Pelaku pasar pun banyak yang wait and see sehingga kami mengambil posisi yang relatif hati-hati namun di saat yang sama masih memberikan yield yang menarik," jelasnya.

Menurut Agus, perusahaan akan meracik komposisi yang berimbang antara SBN seri acuan dan non acuan. Di masa awal peluncuran produk, SBN seri acuan memang atraktif lantaran berlikuiditas tinggi.

"Namun seiring berjalannya waktu kami akan meningkatkan yield yang cenderung lebih tinggi pada SUN non benchmark," tukasnya.

Nantinya, jika volatilitas dan ketidakpastian global mulai mereda, perusahaan akan lebih agresif dengan beralih pada SBN bertenor panjang. Wajar, prospek perekonomian Indonesia masih potensial di waktu mendatang.

"Target return produk ini per tahun 1% - 2% di atas deposito tiga bulan. Kami menyasar nvestor ritel dan institusi," imbuhnya. Reksadana Pratama Pendapatan Tetap SBN disinyalir dapat membukukan dana kelolaan sebanyak Rp 200 miliar tahun ini.

Nah, investor yang berminat mengoleksi reksadana ini dapat melakukan pembelian awal minimal Rp 500.000. Investasi selanjutnya juga minimum Rp 500.000.

Perusahaan akan mengutip biaya pembelian, biaya penjualan, maupun biaya pengalihan masing-masing maksimal 1%.

Adapula biaya manajer investasi maksimum 1,5% serta biaya kustodian maksimal 0,2%. Reksadana Pratama Pendapatan Tetap SBN menggunakan bank kustodian Bank Central Asia (BCA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto