KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pratama Widya Tbk (PTPW) memasang target optimistis tahun ini. Emiten yang bergerak di bidang konstruksi ini menargetkan kenaikan nilai kontrak 5% tahun ini. Sebagai perbandingan, PTPW memperoleh 48 kontrak dengan nilai 264 miliar di tahun 2021. Ini berarti, PTPW menargetkan kontrak baru mencapai Rp 277 miliar di tahun ini. Presiden Direktur PTPW Andreas Widhatama mengatakan, sejauh ini PTPW telah mengempit 28 kontrak dengan nilai sebesar Rp 189,9 miliar. Ini berarti, PTPW telah merealisasikan 68,45% dari target kontrak yang dicanangkan
Tahun lalu, PTPW juga berhasil melampaui target nilai kontrak. Dari Rp 252 miliar kontrak yang ditargetkan di 2021, PTPW berhasil merealisasikan Rp 264 miliar atau 104,86% dari target. “Kami meyakini melihat perkembangan situasi saat ini, ada proyek-proyek cukup besar, seperti pembangunan ibu kota negara (IKN). Kami yakin bisa mendapatkan pertumbuhan yang signifikan dari proyek tersebut,” terang Andreas saat konferensi pers usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar Selasa (28/6).
Baca Juga: Pratama Widya (PTPW) makin serius incar proyek di ibukota negara baru Menambahkan, Direktur PTPW Cyrilus Winatama berujar, saat ini PTPW sudah menjalin komunikasi terkait peluang-peluang proyek yang membutuhkan jasa spesialis pondasi di IKN anyar. PTPW mencuil peluang ini dengan telah menyediakan kantor perwakilan di Balikpapan. “Bukan hanya IKN, kami menilai Pulau Kalimantan (secara keseluruhan) sebagai ladang bisnis di tahun ini dan tahun-tahun selanjunya” imbuh Cyrilus. Karena terdiri atas tanah gambut, Pulau Kalimantan dinilai punya kelemahan struktur tanah. Dus, PTPW mempunyai visi untuk mengembangkan bisnis soil improvement, yang salah satunya ada di kawasan industri di Kalimantan Utara. Selain IKN, manajemen PTPW mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat mendorong bisnis tahun ini. Pertama, anggaran konstruksi yang dirilis Bappenas mencapai Rp 6.445 triliun hingga 2024. Ini merupakan angka yang cukup besar untuk sektor konstruksi. Kedua, APBN yang digelontorkan untuk sektor infrastruktur di 2022 sebesar Rp 384,8 triliun. Ketiga, proyek pembangunan Jakarta Sewerage System (JSS) dengan total investasi Rp 69,6 triliun, yang merupakan proyek perbaikan drainase dan pengolahan air limbah di Jakarta. Ketiga, relokasi industri dari beberapa negara di Asia khususnya China, ke wilayah Indonesia, baik di pulau jawa maupun luar jawa. Relokasi ini menyebabkan terjadi pembangunan infrastruktur dan pembangunan kawasan industrial Keempat, kebijakan pemerintah yang menetapkan program berbasis infrastruktur meliputi infrastruktur dasar (listrik, air), penguatan konektivitas (jalan tol, dermaga, pelabuhan), infrastruktur perkotaan, energi dan kelistrikan, serta infrastruktur penunjang transformasi digital.
Dari sisi kinerja keuangan, emiten yang berbasis di Batam ini juga memasang target optimistis. Pendapatan ditargetkan naik 5% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 316 miliar. Sementara dari sisi bottom line, laba bersih diestimasikan naik 3% dari tahun lalu atau di angka Rp 66 miliar. Tahun ini, PTPW menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 40 miliar. Andreas mengatakan, penggunaan capex ini utamanya untuk keperluan pengadaan peralatan. “Asal pendanaan berasal dari kas operasional,” kata Cyrilus.
Baca Juga: Ada Investor Borong Saham Pratama Widya (PTPW), Harga Belinya Jauh di Bawah Pasar Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat