Prediksi ekonom pertumbuhan ekonomi RI kuartal II



JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2017. Sejumlah ekonom telah memproyeksikan angka pertumbuhan ekonomi selama kuartal kedua 2017.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun 2017 dapat meningkat menjadi 5,07% yoy. Menurutnya, meningkatnya kinerja ekonomi kuartal II ini didorong oleh peningkatan permintaan domestik.

“Terutama konsumsi rumah tangga serta konsumsi dan investasi pemerintah,” katanya kepada KONTAN, Sabtu (5/8).


Peningkatan konsumsi rumah tangga pada kuartal II tahun ini, menurut Josua, terindikasi dari impor barang konsumsi yang tumbuh 14,5% yoy, meningkat dari kuartal I tahun ini yang tercatat 4,8% yoy.

Selain itu, pertumbuhan uang beredar (M1) menunjukkan tren peningkatan dari 14,2% yoy pada kuartal I 2019 menjadi 17,8% yoy pada kuartal II tahun ini.

Adapun menurutnya, penjualan ritel dan indeks kepercayaan konsumen pada kuartal II secara rata-rata meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya, “Peningkatan konsumsi rumah tangga meskipun terbatas, masih dipengaruhi oleh faktor musiman Idul Fitri serta liburan sekolah pada akhir kuartal II,” ujarnya.

Senada, Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Tony Prasetiantono melihat bahwa pertumbuhan ekonomi akan sedikit lebih baik. Ia memprediksi, pertumbuhan akan mencapai 5,1% yang didasari harga komoditas primer yang membaik dan surplus ekspor yang meningkat.

Namun, menurutnya, kenaikan memang belum signifikan lantaran pada dasarnya uncertainty masih mencekam gairah konsumen dan produsen,"Itu tercermin dari pertumbuhan kredit bank yang hanya 7,6%,” ujarnya.

Sementara. Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dari April hingga Juni 2017 sebesar 5,0% (year on year/yoy) atau cenderung flat dibandingkan kuartal pertama 2017 sebesar 5,01% (yoy). Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan kuartal kedua tahun lalu sebesar 5,18% (yoy).

"Konsumsi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi meningkat terbatas. Investasi pun berkurang. Sementara ekspor diperkirakan akan mencatat pertumbuhan yang lebih rendah," ujar Andry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto