KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin 17 Januari 2022 diperkirakan bergerak menguat. Kala IHSG diprediksi menguat, analis memberi rekomendasi kepada investor untuk mencermati sejumlah saham berikut. Prediksi penguatan IHSG ini adalah melanjutkan tren positif pada perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (14/1), IHSG ditutup naik 0,53% ke level 6.693,40. Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan prediksi IHSG akan lanjut menguat pada hari ini Senin (17/1).
Support 1 IHSG diperkirakan berada di 6.648,
support 2 di 6.604,
resistance 1 di 6.713, dan
resistance 2 di 6.734.
Secara teknikal,
candlestick membentuk
long white body setelah
rebound dari
support kuat MA 50. Hal ini mengindikasikan masih ada potensi penguatan dalam jangka pendek. "Secara fundamental, kenaikan IHSG didorong oleh kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga The Fed yang telah mereda," ucap Dennies. Di sisi lain, investor akan mencermati data ekonomi China serta neraca perdagangan Indonesia. Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan prediksi IHSG berpotensi uji
resistance 6.720-6.750 dengan
support 6.650 pada esok hari. Stochastic RSI dan MACD berpeluang membentuk
golden cross sebagai validasi sinyal
bullish jika IHSG kembali ke atas 6.700. Rekomendasi saham Kala IHSG diprediksi naik, Valdy prediksi pelaku pasar dapat mencermati potensi berlanjutnya aksi beli selektif investor asing pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar, seperti
ARTO,
BBCA,
UNTR, dan
PTBA. Pelaku pasar juga bisa memperhatikan potensi
rebound pada
UNVR dan
ADRO. Pada perdagangan Jumat 14 Januari 2022, harga saham ADRO ditutup di level 2.270, turun 10 poin atau 0,44%. Penurunan itu menyebabkan harga saham ADRO selama 5 hari perdagangan terakumulasi turun 160 poin atau 6,58%. Menurut Valdy, saham-saham berkapitalisasi pasar besar alias big cap berpotensi kembali menjadi
mover IHSG pada perdagangan Senin (17/1).
Baca Juga: Asing Catat Net Buy Rp 2,57 Triliun Sepekan, Saham-Saham Big Cap Ini Banyak Dikoleksi Hal ini sejalan dengan peningkatan
uncertainty risk akibat proyeksi kenaikan kasus harian Covid-19 di Indonesia pada pertengahan Februari 2021 serta The Fed yang lebih agresif dalam melakukan normalisasi kebijakan moneter di tahun 2022. "Investor asing berpotensi merotasi kepemilikannya dari saham-saham
high-growth ke saham-saham
bluechip dengan fundamental solid atau yang berpotensi mencatatkan peningkatan signifikan kinerja keuangan di 2021," kata Valdy saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (14/1). Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data ekspor dan impor Desember 2021. Surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) diperkirakan berlanjut di Desember 2021 yang berpotensi memberikan sentimen positif untuk saham bank dan energi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto