KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) diperkirakan akan kembali bergerak naik hingga akhir tahun 2022 dan kembali menembus level 7.000. Analis rekomendasi, saat IHSG sedang murah ini adalah waktu tepat untuk koleksi saham. Berikut rekomendasi saham pilihan analis yang diprediksi akan mendorong laju IHSG hingga akhir tahun 2022. Seperti diketahui, IHSG dalam tekanan sepanjang pekan kedua Oktober 2022. Namun IHSG mulai bergerak naik dan bertengger di 6.834,49 meningkat 0,05% pada Selasa 18 Oktober 2022. Sejumlah analis pun masih memandang optimistis IHSG bisa kembali menembus level 7.000. Bahkan, ditaksir mampu melaju ke area 7.300 - 7.400 pada akhir tahun 2022. Ada sejumlah faktor yang mendasari optimisme ini.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan, rilis kinerja kuartal ketiga akan menggambarkan sejauh mana prospek dan daya tahan emiten di Indonesia terhadap situasi global dan makro ekonomi saat ini. "Apabila rilis keuangan positif, ini akan semakin mendorong minat untuk investor asing masuk ke dalam pasar kita dan tetap berinvestasi dalam emiten yang ada di IHSG," ujar Nico.
Baca Juga: Prediksi IHSG Rabu (19/10) Naik Lagi, Cek Pilihan Saham Untuk Dapat Cuan Hari Ini Prediksi Nico, IHSG pada bulan Oktober ini akan berada di rentang 6.750 - 6.900. Sedangkan hingga akhir tahun berada di area 7.350. Mengingat kondisi yang tidak menentu saat ini, Nico menyarankan agar pelaku pasar mencermati toleransi risiko dengan jenis investasinya. Lalu, di tengah volatilitas pasar, durasi investasi juga mesti dicermati. Secara sektoral, Nico menjagokan emiten infrastruktur, perbankan, dan energi. "Volatilitas sedang tinggi, pilihlah saham berfundamental bagus. Jika tidak suka volatilitas, jangka panjang merupakan pilihan yang tepat untuk saat ini," terang Nico. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menyatakan, selain laporan keuangan kuartal III 2022, pendorong IHSG hingga akhir tahun adalah maraknya aksi korporasi. Banyak perbankan dan emiten BUMN lain melakukan
rights issue. Calon emiten juga banyak yang mengantre untuk menggelar penawaran umum saham perdana atawa
Initial Public Offering (IPO). Merujuk laman e-ipo, saat ini ada tujuh calon emiten yang sedang dalam masa
bookbuilding dengan asal sektor yang bervariasi. Salah satu emiten yang menyita perhatian adalah PT Global Digital Niaga Tbk alias Blibli. E-commerce entitas Grup Djarum yang akan memakai sandi saham BELI itu mengincar dana jumbo dari IPO, dengan nilai mencapai Rp 8,17 triliun.
Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana melihat IPO dengan nilai jumbo akan memberikan imbas positif bagi IHSG, meski dalam jangka pendek. Apalagi, sektor teknologi sebagai tempat Blibli bernaung masih sebagai pemberat IHSG. Wawan lebih memandang prospek dari musim rilis laporan kinerja kuartal ketiga dan maraknya aksi korporasi, terutama emiten perbankan untuk memenuhi aturan penambahan modal yang akan menambah kapitalisasi di pasar. "Emiten-emiten diharapkan memiliki permodalan untuk ekspansi. Saya proyeksikan pasar akan kembali bergairah mendekati akhir bulan Oktober, dimana laporan keuangan banyak rilis," ujar Wawan kepada Kontan.co.id, Selasa (18/10). Menurut Wawan, laporan keuangan kuartal ketiga akan dipakai investor sebagai pegangan untuk menaksir kinerja
full year emiten. "Faktor laporan keuangan kuartal ketiga akan menjadi katalis kuat terutama pada emiten-emiten yang kinerjanya tumbuh," imbuh Wawan. Menimbang pergerakan IHSG belakangan ini, Wawan melihat pasar sedang melakukan price in terhadap proyeksi dan situasi makro ekonomi. Termasuk kenaikan suku bunga The Fed dan faktor pelemahan rupiah. IHSG pun sudah stabil di area
support 6.800. Prediksi Wawan, IHSG bisa kembali menembus level 7.000-an pada akhir Oktober. Hingga akhir tahun, Wawan masih mematok target pergerakan IHSG ke area 7.400. Optimisme Wawan bersandar pada proyeksi hasil positif laporan kinerja emiten kuartal ketiga, pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta konsumsi tahun depan yang diproyeksikan akan naik menjelang tahun politik. "Tantangan besar dari kenaikan suku bunga The Fed, hal ini bisa memicu kenaikan suku bunga BI lebih lanjut. Namun Pasar juga akan melihat 2023, masuk ke tahun politik mendekati Pemilu yang umumnya akan memicu konsumsi," terang Wawan. Azis yang juga melihat potensi IHSG kembali menembus level 7.000 pada bulan Oktober ini. Catatan Azis, proyeksi itu dimungkinkan jika laporan keuangan kuartal ketiga dari emiten
bigcaps masih pada level ekspektasi pasar. "Jika di bawah ekspektasi pasar, maka IHSG masih cenderung bergerak di bawah level 7.000," imbuh Azis. Hingga akhir tahun 2022, Azis memprediksi IHSG akan berada di level 7.000 - 7.300. Pelaku pasar mesti mempertimbangkan kondisi pasar global, terutama inflasi Amerika Serikat dan suku bunga The Fed. "Selain itu pelemahan pada rupiah juga perlu diperhatikan karena bisa mengganggu psikologis pasar," sebut Azis. Kepala Riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono menambahkan, selain memilih saham dengan fundamental apik, lirik emiten yang diuntungkan dari penurunan harga komoditas. "Juga yang memiliki utang rendah, terutama
exposure ke utang dolar AS," imbuh Agus. Agus menyodorkan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP), PT Mayora Indah Tbk (
MYOR), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (
CPIN), dan PT Surya Citra Media Tbk (
SCMA) untuk dilirik sebagai pilihan investasi. Sementara itu, Azis memberikan rekomendasi untuk saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO) dan PT Astra International Tbk (
ASII) dengan potensi
upside antara 10%-15%. Sedangkan Wawan menyarankan agar memanfaatkan momentum koreksi untuk
buy on weakness pada sektor keuangan, energi dan infrastruktur telekomunikasi.
Di sektor keuangan, Wawan menjagokan PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (
BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (
BMRI). Di sektor energi Wawan memilih ADRO, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG), dan PT Bukit Asam Tbk (
PTBA). Untuk emiten telekomunikasi, Wawan menyodorkan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (
TBIG), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (
TOWR). Itulah prediksi IHSG hingga akhir tahun 2022 dan rekomendasi saham pilihan untuk dicermati. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto