Prediksi Morgan Stanley atas Asia pasca Brexit



SINGAPURA. Inggris pada Kamis (23/6) kemarin sudah memutuskan bahwa mereka memilih untuk hengkang dari keanggotaan Uni Eropa.

Ekonom Inggris Morgan Stanley, Jacob Nell, melihat keputusan Brexit akan menyebabkan ketidakstabilan politik dan ekonomi. Kondisi ini akan menyebabkan poundsterling melemah, tingkat inflasi melonjak, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi Inggris.

Hasil referendum ini juga dipastikan akan memantik resesi global. Tim riset Morgan Stanley memprediksi, pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat ke 3,1% di 2017 dalam skenario Brexit dengan "tingkat stress sedang". Prediksi sebelumnya adalah pertumbuhan sebesar 3,4%.


Bagaimana dampaknya terhadap pasar saham Asia?

Morgan Stanley memprediksi, indeks Topix akan mengalami tingkat volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan bursa emerging dan indeks China.

Hari ini, nilai tukar yen sudah menembus melampaui 100 versus dollar AS pagi tadi. Menurut tim riset Morgan, penguatan setiap 1 yen Jepang, akan memukul indeks Topix sekitar 65 basis poin.

Selain itu, tim riset mata uang asing Morgan Stanley menargetkan nilai tukar USD/JPY pada akhir tahun akan berada di kisaran 90-95 sebagai dampak dari peristiwa ini.

"Meski demikian, kami juga melihat, besarnya kemungkinan intervensi oleh bank sentral dunia, baik secara unilateral maupun multilateral," kata Morgan.

Di antara pasar emerging, Morgan merekomendasikan India dan Korea. Selain itu, ada juga beberapa negara lainnya seperti Australia, Afrika Selatan, dan Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie