Prediksi para analis atas rencana divestasi MPPA



JAKARTA. Belum lama ini PT Multipolar Tbk dan Temasek Holdings Pte Ltd berencana menjual saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). Divestasi para pemilik saham mayoritas itu masih dalam perdebatan apakah dapat menguntungkan.

Beberapa analis masih menunggu kejelasan dari rencana ini. Tapi analis Samuel Sekuritas Marlene Tanumihardja mengatakan rencana divestasi ini dapat menguntungkan jika deal terlaksana. Terdengar rumor bahwa nilai perusahaan mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 13,3 triliun dengan kurs Rp 13.345. ”Jadi nilai saham akan meningkat,” katanya dalam riset (6/2).

Menurut perhitungan Marlene harga fair value saham MPPA akan berada dikisaran Rp 2.445 per lembar saham. Serta memberikan potensi upside sebesar 73% dari harga penutupan saat ini. Sementara harga saham MPPA pada perdagangan kemarin (9/2) turun 3,66% menjadi Rp 1.315 per saham.


Sehingga bila rencana itu berhasil dengan nilai perusahaan yang mencapai US$ 1 miliar tentu menguntungkan bagi investor. Sebagai informasi, MLPL merupakan pemegang saham mayoritas MPPA sebesar 50,2%, sedangkan Temasek Holdings Pte Ltd memiliki 26,1% saham.

Sementara Analis BCA Sekuritas Johanes Prasetia mengatakan isu MLPL menjual kepemilikan MPPA memang masih simpang siur. Melihat belum adanya konfirmasi dari manajemen belum menentukan mau terus menjadi mayoritas atau minoritas di kepemilikan MPPA.

Tapi investor yang baru pastinya ingin menangkap peluang untuk menjadi mayoritas dalam kepemilikan MPPA. ”Sehingga kemungkinan dapat terjadi tender offer,” kata Johanes dalam riset (6/2)

Dari kalkulasinya nanti saham MPPA akan berada pada kisaran Rp 2.472 per saham. Kalkulasi ini juga berasal dari perhitungan nilai perusahaan sebesar US$ 1 miliar dengan harga dollar Rp 13.351 dan 5,4 miliar lembar saham yang beredar. ”Dalam pandangan kami nilai ini terlalu tinggi untuk saham MPPA,” katanya

Terlebih dengan outlook perusahaan yang cukup buruk. Dia memprediksi laba bearish pada tahun 2016 akan menurun 76,7%. Didorong menurunnya same store sales growth (SSSG) yang menurun 4,5%.

Selain itu untuk bisnis ritel MPPA seperti Hypermart saat ini juga semakin ketat persaingan dengan banyaknya mini market. Sehingga dia mengimbau untuk memperdagangkan secara hati-hati saham MPPA dengan rekomendasi sell di target harga Rp 1.125 per saham.

Sementara Marlene melihat keseriusan manajemen untuk meningkatkan performa bisnis dengan remodel 40 gerai, dan remerchandise 50 toko untuk jangka waktu 2016-2020. Selain itu MPPA juga fokus dalam pembangunan business intelligence system, investasi pada training dan development, efisiensi pada biaya operasional serta ekspansi jaringan logistic. Sehingga dia merekomendasikan buy saham MPPA di target harga Rp 2.445 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto