JAKARTA. Peristiwa jatuhnya pesawat komersial Air Asia QZ8501 di Selat Karimata beberapa waktu lalu, sudah pasti akan mengerek klaim asuransi aviasi. Namun demikian, tarif premi asuransi aviasi yang dibayarkan pemilik pesawat kepada perusahaan asuransi malah berpotensi turun. Kok bisa? Arman Juffry pengamat asuransi sekaligus Direktur Utama Jardine Lloyd Thompson Indonesia bilang, industri penerbangan di Indonesia berkembang pesat. Keamanan penerbangan pun meningkat. Hal ini terbukti dari rendahnya catatan kecelakaan industri penerbangan. Bahkan, rasio klaim asuransi aviasi dalam lima tahun terakhir sangat terukur. Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melansir, rasio klaim bruto asuransi aviasi pada kuartal ketiga tahun lalu hanya berkisar 17% dengan nilai klaim bruto sebesar Rp 87,6 miliar.
Premi asuransi aviasi berpotensi lebih murah 12,5%
JAKARTA. Peristiwa jatuhnya pesawat komersial Air Asia QZ8501 di Selat Karimata beberapa waktu lalu, sudah pasti akan mengerek klaim asuransi aviasi. Namun demikian, tarif premi asuransi aviasi yang dibayarkan pemilik pesawat kepada perusahaan asuransi malah berpotensi turun. Kok bisa? Arman Juffry pengamat asuransi sekaligus Direktur Utama Jardine Lloyd Thompson Indonesia bilang, industri penerbangan di Indonesia berkembang pesat. Keamanan penerbangan pun meningkat. Hal ini terbukti dari rendahnya catatan kecelakaan industri penerbangan. Bahkan, rasio klaim asuransi aviasi dalam lima tahun terakhir sangat terukur. Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melansir, rasio klaim bruto asuransi aviasi pada kuartal ketiga tahun lalu hanya berkisar 17% dengan nilai klaim bruto sebesar Rp 87,6 miliar.