Premi Asuransi Cigna tumbuh 13%



JAKARTA. Bisnis asuransi kesehatan masih menjanjikan.  Tengok saja, Asuransi Cigna Indonesia  berhasil mencatatkan pertumbuhan premi sebesar 13% menjadi sekitar Rp 337,7 miliar.

Christine Setyabudhi, Presiden Direktur  Cigna Indonesia,  mengatakan peningkatan kinerja ini lantaran Cigna menerapkan strategi invest to grow. Di strategi ini Cigna fokus memperkuat sumber daya manusia, sehingga memberikan kontribusi maksimal ke perusahaan. Cigna juga mengembangkan sistem dan teknologi pemasaran yang baik agar distribusi produk lebih mudah.

Saat ini sebagian besar produk Cigna merupakan produk tradisional. Porsinya mencapai 94% dan sisanya unitlink. "Kami banyak mengembangkan produk tradisional, karena kami membidik masyarakat kelas menengah," terang Christine, kemarin.


Dalam penjualan produknya, sebanyak 84% ditawarkan lewat telemarketing atau penawaran produk melalui telepon dan 16% melalui bancassurance atau penjualan melalui bank.

Nah, untuk menyempurnakan penjualan Cigna meluncurkan sistem mobile payment. Melalui sistem ini penjualan bisa dilakukan secara online maupun digital.

Christine menjelaskan, tahun ini Cigna menargetkan premi tumbuh 25% - 30% dibandingkan tahun sebelumnya atau mencapai Rp 1,07 triliun. Targetnya tetap masyarakat kelas menengah.

Berdasarkan hasil survei Ipsos Indonesia, tren pembelian asuransi terus meningkat. Hal ini lantaran meningkatnya pendapatan masyarakat kelas menengah, efek stabilnya perekonomian.

Direktur Pelaksana Ipsos Indonesia, Iwan Murty, mengemukakan pertumbuhan kelas menengah mengubah perilaku konsumsi masyarakat. Kelas menengah juga lebih mengutamakan kenyamanan yang didukung oleh perkembangan teknologi yang baik dan terjangkau. "Hasil riset ini menunjukkan, peluang penjualan produk melalui e-commerce semakin cerah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: