JAKARTA. Tahun depan, asuransi jiwa optimis perolehan premi akan tumbuh 20% hingga 30%. Hendrisman Rahim, Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya mengatakan, pertumbuhan premi sebesar 30% berkaca pada kondisi selama sepuluh tahun terakhir. Menurutnya, dalam kondisi apapun, mulai dari ekonomi lesu ataupun ekonomi sedang bagus, pertumbuhan premi tidak pernah bergerak lebih dari 30%. Menurut Hendrisman, kondisi ini terjadi karena penetrasi asuransi terhadap jumlah penduduk masyarakat masih amat rendah. "Tidak akan bergerak di atas 30% karena memang asuransi belum bisa menyentuh pada masyarakat kelas bawah. Sekalipun ada asuransi mikro tapi butuh waktu lama untuk membuat masyarakat mau membeli polis asuransi," kata Hendrisman, Kamis (19/11). Hitungan pertumbuhan premi hingga 30% menurut Hendrisman juga telah dihitung dari tiga faktor. Pertama, peningkatan dan perubahan demand produk asuransi jiwa. Kedua, variasi dan kompleksitas produk. Ketiga, kesesuaian tingkat premi dan variasi tarif premi, variasi risiko untuk setiap struktur segmen konsumen. Akhir tahun ini, Hendrisman memprediksi perolehan premi asuransi jiwa bisa mencapai Rp 120 triliun. Sementara hingga September 2015 , perolehan premi asuransi jiwa telah mencapai Rp 100 triliun, tumbuh 20% dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Premi asuransi jiwa di 2016 tetap tumbuh 30%
JAKARTA. Tahun depan, asuransi jiwa optimis perolehan premi akan tumbuh 20% hingga 30%. Hendrisman Rahim, Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya mengatakan, pertumbuhan premi sebesar 30% berkaca pada kondisi selama sepuluh tahun terakhir. Menurutnya, dalam kondisi apapun, mulai dari ekonomi lesu ataupun ekonomi sedang bagus, pertumbuhan premi tidak pernah bergerak lebih dari 30%. Menurut Hendrisman, kondisi ini terjadi karena penetrasi asuransi terhadap jumlah penduduk masyarakat masih amat rendah. "Tidak akan bergerak di atas 30% karena memang asuransi belum bisa menyentuh pada masyarakat kelas bawah. Sekalipun ada asuransi mikro tapi butuh waktu lama untuk membuat masyarakat mau membeli polis asuransi," kata Hendrisman, Kamis (19/11). Hitungan pertumbuhan premi hingga 30% menurut Hendrisman juga telah dihitung dari tiga faktor. Pertama, peningkatan dan perubahan demand produk asuransi jiwa. Kedua, variasi dan kompleksitas produk. Ketiga, kesesuaian tingkat premi dan variasi tarif premi, variasi risiko untuk setiap struktur segmen konsumen. Akhir tahun ini, Hendrisman memprediksi perolehan premi asuransi jiwa bisa mencapai Rp 120 triliun. Sementara hingga September 2015 , perolehan premi asuransi jiwa telah mencapai Rp 100 triliun, tumbuh 20% dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News