KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan premi asuransi secara industri yang tercatat menurun, turut berdampak pada bisnis bancassurance perbankan. Hal tersebut dirasakan oleh beberapa pemain yang memiliki bisnis tersebut sebagai bagian dari
fee based income (FBI). Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan akumulasi premi asuransi jiwa yang masih terkontraksi sebesar 7,99% secara tahunan atau
year-on-year (YoY). Nilainya mencapai Rp 177,41 triliun sepanjang 2023. Hal ini disebut Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono akibat tekanan dari produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (Paydi) alias
unit link.
PT Bank tabungan Negara (BTN) juga mengakui, terdapat penurunan yang cukup signifikan khususnya pada produk
unitlink. Kepala Divisi
Wealth Management Bank BTN, Frengky Rosadrian bilang berdasarkan data bisnis
bancassurance sejak tahun 2022 sampai dengan tahun 2023 secara keseluruhan terjadi peningkatan pada bisnis
bancassurance di Bank BTN.
Baca Juga: Hindari Tersangkut Gagal Bayar, OJK Minta Kredit Bank ke Fintech Lending Tak Dominan "Namun, jika dilakukan analisa berdasarkan jenis produk maka terdapat penurunan yang cukup signifikan khususnya pada produk
unitlink," ungkapnya kepada kontan.co.id, Jumat (23/2). Hal ini disebut Frengky terjadi karena adanya perubahan SEOJK mengenai PAYDI dimana presentase penjualan terbesar pada bisnis
bancassurance sebelumnya dari produk
unitlink. Frengky menjelaskan, bisnis bancassurance sejak tahun 2022, menunjukkan pertumbuhan dimana perolehan FBI meningkat sebesar 55% pada tahun 2023. Realisasi bisnis
bancassurance di tahun 2023 meningkat dimana perolehan FBI tercatat sebesar Rp 50 miliar (
gross). Peningkatan ini disebut Frengky didukung dengan adanya kerja sama
preffered partnership dengan IFG Life. Selain itu, sebanyak 49 ribu polis terbit sepanjang tahun 2023, berdasarkan jumlah polis yang terbit di tahun 2023, terjadi peningkatan sebanyak 53% dibandingkan pada tahun 2022. Peningkatan jumlah polis terbit tersebut juga didukung dengan adanya penutupan produk asuransi tidak hanya berupa
case big size saja namun
case small size juga memberikan kontribusi terhadap performa bisnis bancassurance. BTN pun tetap optimis terhadap prospek bisnis
bancassurance di tahun 2024, Bank BTN akan menambah fokus pada penjualan produk asuransi tradisional dan melakukan
revamp terhadap produk
unitlink yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta kompetitif di
market untuk meningkatkan kembali potensi pasar pada produk
unitlink. "Kami juga menambah fokus pada 4 produk lainnya yang akan dirilis pada tahun 2024 dan membuka potensi pasar baru secara digital melalui
mobile banking untuk memaksimalkan potensi pasar
bancassurance," tandasnya. Di sisi lain,
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn melihat bisnis bancassurance masih memiliki potensi terus bertumbuh. Kerja sama bank bersama mitra asuransi (bancassurance), baik asuransi jiwa maupun asuransi umum, menghadirkan solusi proteksi jiwa dan aset yang penting dan dibutuhkan oleh nasabah.
Baca Juga: Ada Kasus Pembobolan Brankas oleh Karyawan, Bank Banten Perketat Disiplin Pada SDM Adapun pertumbuhan transaksi bancassurance di BCA turut berkontribusi positif bagi kenaikan pendapatan selain bunga. Pada tahun 2023, BCA mencatatkan pendapatan selain bunga tumbuh 5,5% YoY menjadi Rp23,9 triliun, sehingga total pendapatan operasional tercatat sebesar Rp99,3 triliun atau naik 14,4% YoY. "Di tahun ini, BCA dan mitra asuransi akan terus menghadirkan solusi proteksi yang sesuai dengan kebutuhan serta segmen nasabah. Hal ini bertujuan untuk melengkapi varian solusi yang sudah tersedia saat ini, mulai dari asuransi jiwa, asuransi kesehatan, penyakit kritis, asuransi pendidikan, asuransi dengan
positioning manfaat pensiun, hingga asuransi aset," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi