Premi asuransi kendaraan masih melaju kencang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lini bisnis asuransi kendaraan bakal melaju di tahun depan. Meski dihalangi sejumlah tantangan, di tahun ini pun asuransi kendaraan masih tumbuh positif.

Hingga kuartal III tahun ini, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan, premi asuransi kendaraan naik 11,6% secara year on year (yoy) menjadi Rp 12,45 triliun.

Kenaikan ini jauh di atas pertumbuhan premi asuransi umum secara keseluruhan yang tumbuh 2,8% sampai September 2017. Padahal, penjualan kendaraan bermotor di tahun ini tumbuh tipis. Untungnya, peningkatan penjualan di paruh kedua tahun ini. Ditambah ada kenaikan tarif premi asuransi kendaraan sejak kuartal II tahun ini.


Melihat tren ini, maka daya beli masyarakat kendaraan bermotor diharapkan bisa berlanjut di tahun depan. Dus, pertumbuhan premi dua digit bukan hal mustahil. "Sehingga secara umum kami lihat potensi pertumbuhan di tahun depan masih tinggi," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Achmad Sudiyar Dalimunthe.

Setali tiga uang, PT Asuransi Adira Dinamika pun menilai kondisi ekonomi di 2018 akan lebih bergairah sehingga turut mengerek permintaan kendaraan. Maklum, bisnis asuransi otomotif berkontribusi 60% dari total premi. Di 2018, Adira Insurance menargetkan pertumbuhan premi 10% dari proyeksi tahun 2017 senilai Rp 2,38 triliun.

Bakal tumbuh

PT Sompo Insurance Indonesia memprediksikan, asuransi otomotif pada 2018 akan naik 7%–8%. Angka tersebut seiring dengan meningkatnya permintaan mobil sejenis low cost green car (LCGC).

CEO PT Sompo Insurance Indonesia Daniel Neo mengatakan, asuransi otomotif dipengaruhi nilai jual kendaraan, bukan dipengaruhi banyaknya penjualan kendaraan. Ia menilai, kecenderungan pasar otomotif saat ini didominasi mobil kecil.

Kemarin, Sompo baru bekerjasama dengan PT SAIC General Motors Wuling (Wuling Motors) memberi layanan asuransi bagi pemilik Wuling. Sompo berharap perolehan premi tahun depan akan naik 20%. Target ini merujuk tren pertumbuhan dalam dua tahun yang juga sebesar 20%.

Saat ini asuransi otomotif menyumbang porsi 30% dari premi Sompo. Sisanya, dari asuransi properti. "Tetapi mungkin kami tak tumbuh 20% jika industri bergerak negatif," imbuh Daniel.

PT MNC Asuransi Indonesia pun menilai asuransi kendaraan masih potensial di tahun depan. Terlebih, lini bisnis ini menjadi tulang punggung.

Direktur Utama MNC Insurance Sylvy Setiawan mengatakan, asuransi kendaraan menyumbang 40% dari total premi. Sampai Oktober 2017, premi MNC Insurance mencapai Rp 290 miliar, naik 25%.

Di tahun depan, menurut Sylvy, potensi bisnis asuransi kendaraan akan lebih baik terdorong daya beli masyarakat. Di samping itu, MNC Insurance akan menambah kerjasama dalam memasarkan produk. Apalagi, MNC Insurance mulai merambah ke bisnis syariah yang diharapkan bisa meningkatkan pendapatan premi di tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina