Premi Asuransi Kredit Turun di Juni 2024, Perusahaan Asuransi Siapkan Strategi Baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa perusahaan asuransi melaporkan penurunan premi asuransi kredit pada Juni 2024.

Padahal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa premi asuransi kredit hingga Mei 2024 mencapai Rp 9,93 triliun, mengalami kenaikan sebesar 20,94% secara tahunan (YoY).

Namun, klaim di lini usaha asuransi kredit juga meningkat 35,5% YoY menjadi Rp 3,9 triliun.


Baca Juga: AAJI Sebut Pendapatan Premi Unit Link Turun 13,8% pada Semester I-2024

Presiden Direktur Tugu Insurance Tatang Nurhidayat menyebutkan bahwa premi asuransi kredit di perusahaan tersebut tercatat sebesar Rp 3,5 miliar pada Juni 2024, mengalami sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

Meski begitu, Tatang tidak merinci persentase penurunan yang terjadi. 

Tatang menambahkan bahwa Tugu Insurance akan terus melakukan sejumlah strategi untuk meningkatkan premi asuransi kredit hingga akhir tahun ini.

Salah satu strategi tersebut adalah pengambilan risiko yang tepat dan selektif dalam memilih jenis kredit yang dapat diasuransikan.

Baca Juga: Investasi Industri Asuransi Jiwa Mencapai Rp 538,80 Triliun pada Semester I-2024

"Tugu Insurance lebih mengutamakan kerja sama bisnis yang fokus pada asuransi kredit produktif dibandingkan dengan asuransi kredit yang bersifat konsumtif," tambahnya.

Tatang juga mengungkapkan bahwa sebagian besar asuransi kredit Tugu Insurance bersumber dari bisnis inward overseas.

Stabilitas kinerja keuangan yang kuat dan proses mitigasi risiko yang optimal menjadi faktor utama yang membuat premi asuransi kredit tumbuh dengan baik tahun ini.

Senada dengan Tugu Insurance, PT Asuransi Asei Indonesia (ASEI) juga melaporkan penurunan premi asuransi kredit pada Juni 2024 sebesar 50% YoYmenjadi Rp 13,5 miliar.

Kepala Divisi Transformasi dan Inisiatif Strategic Asuransi Asei Indonesia Wahyudin Rahman menyatakan bahwa penurunan ini disebabkan oleh kondisi makroekonomi Indonesia yang tidak stabil serta tingginya suku bunga, baik dari The Fed maupun Bank Indonesia (BI).

Baca Juga: AAJI: Klaim Asuransi Kesehatan Perorangan Capai Rp 7,62 Triliun di Semester I-2024

"Namun, penurunan ini tidak bersifat jangka panjang, dan kami sedang mengurangi beberapa akun atau portofolio untuk memenuhi ketentuan POJK 20/2023," kata Wahyudin.

Meski demikian, Wahyudin optimistis bahwa prospek asuransi kredit ke depan masih cukup cerah. Asuransi kredit masih menjadi penopang utama pendapatan premi asuransi di ASEI, setelah properti dan kendaraan.

Saat ini, ASEI juga tengah mengembangkan beberapa produk asuransi di lini bisnis aneka, seperti asuransi medikal malapraktik dan asuransi liability lainnya.

Wahyudin sebelumnya menargetkan premi asuransi kredit bisa mencapai Rp 236 miliar hingga akhir tahun 2024, namun proyeksinya saat ini hanya sebesar Rp 95 miliar.

Capaian premi asuransi kredit saat ini baru mencapai Rp 13,5 miliar, sehingga sulit untuk mencapai target tersebut.

Baca Juga: Klaim Asuransi Kesehatan Naik di Semester I-2024, Begini Strategi AAJI

ASEI akan melakukan sejumlah strategi untuk meningkatkan kembali premi asuransi kredit, salah satunya dengan memastikan kolaborasi yang kuat dengan perbankan, lembaga keuangan, dan fintech

Sementara itu, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memproyeksikan bahwa premi asuransi kredit masih akan tumbuh hingga akhir tahun 2024.

Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwyanto menyatakan bahwa kondisi makroekonomi dan penyaluran kredit perbankan yang melaju kencang di awal tahun ini menjadi faktor pendorong.

Data Bank Indonesia (BI) mencatat, kredit perbankan pada Januari 2024 tumbuh 11,5% yoy, mencapai Rp 7.009,9 triliun.

Dengan pertumbuhan yang signifikan sepanjang tahun 2023, premi asuransi kredit diperkirakan akan terus tumbuh signifikan hingga akhir tahun 2024, menjadi penopang utama pendapatan premi asuransi umum setelah properti dan kendaraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto