KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsultan properti Colliers Indonesia membeberkan hasil survei yang menunjukkan penjualan apartemen di tahun 2022 menurun drastis dibandingkan tahun lalu. Data Colliers tersebut menunjukkan, permintaan apartemen strata atau apartemen jual menurun sejak 2015. Sampai akhir September 2022 atau akhir kuartal III 2022, baru 782 unit apartemen terjual. Harga apartemen tersebut anjlok akibat krisis global dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) properti juga terancam menurun. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bern Dwyanto menuturkan, berdasarkan data semester lalu, di lini properti ada kenaikan premi yang dipengaruhi beberapa proyek-proyek infrastruktur dan bangunan yang sudah selesai.
AAUI mencatat pertumbuhan premi pada kuartal II 2022 hingga 18,7% menjadi Rp 45,8 triliun. Pertumbuhan premi tertinggi dikontribusikan oleh premi asuransi properti yang mencapai 36,4% sebesar Rp 14,9 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu hanya Rp 10,9 triliun.
Baca Juga: Dana Kelolaan Investasi BNI Life Rp 21,2 Triliun Per September 2022 Bern menjelaskan, permintaan properti komersial semester I 2022 naik 1,58% yang diikuti peningkatan pasokan 1,87% di segmen industri dan pergudangan. “Terlihat permintaan asuransi properti sejalan dengan kenaikan kredit-kredit bank di sektor konstruksi,
real estate, KPR dan KPA,” kata Bern kepada KONTAN, Rabu (19/10). Adapun terkait dengan pengaruh akibat krisis perekonomian global. Ben merespon apabila nantinya ada penurunan penjualan properti, dampaknya di lini bisnis ini akan terjadi stagnan atau perlambatan pertumbuhan dikarenakan masih adanya
existing bisnis. Meskipun keadaan yang sedang kurang baik, untuk tarif premi masih tetap mengikuti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator. Aturan tersebut diatur dalam Surat Edaran OJK Nomor 6/SEOJK.05/2017 tentang Penetapan Tarif Premi atau Kontribusi pada Lini Usaha Asuransi Harta Benda dan Asuransi Kendaraan Bermotor Tahun 2017
Finance Director PT KSK Insurance Indonesia Suharjo Lumbanraja mengatakan, untuk tarif premi masih mengikuti arahan dari OJK. “Sepengetahuan kami OJK belum pernah memberikan wacana untuk merubah tarif premi properti,” kata Suharjo kepada KONTAN, Rabu, (19/10). Di tengah krisis global, Presiden Direktur PT Lippo General Insurance Agus Benjamin memandang premi asuransi properti masih aman dan ada ruang untuk pertumbuhan. “Masih tumbuh dua digit, setahun premi asuransi properti sekitar 600 miliaran, sampai di kuartal 3 senilai sekitar 400 miliaran,” ujar Agus kepada KONTAN, Rabu (19/10).
Baca Juga: Tugu Insurance Mendapatkan Dua Penghargaan pada Insurance Award 2022 Hal senada dialami oleh Aswata. Presiden Direktur Aswata Christian Wirawan Wanandi menyatakan, asuransi properti masih mengalami pertumbuhan. Akan tetapi, Christian mengakui memang kebanyakan dari segmen
commercial.
Adapun, untuk KPR di Aswata porsinya masih kecil, sekitar 5% dari premi properti. “Premi asuransi masih bagus prospeknya, dari data AAUI di kuartal II naik 20%,” pungkasnya. Sementara itu, Presiden Direktur ASBI HSM Widodo menilai, dampak krisis perekonomian global belum terlihat ke industri asuransi saat ini. “Tapi pasti akan terlihat kemudian,” pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi