Premi asuransi syariah kian menggemuk



JAKARTA. Walaupun ceruk pasarnya masih kecil, industri asuransi syariah kian populer. Tak ayal, nilai premi yang dibukukan setiap tahunnya bisa tumbuh pesat.

Tengok saja, unit usaha syariah PT Tugu Pratama Indonesia. Sepanjang tahun ini, Tugu Pratama cukup percaya diri untuk mematok target premi asuransi syariah sebesar Rp 80 miliar, atau naik 76,59% dari tahun lalu. "Dari tahun ke tahun, pertumbuhannya memang dua digit," ujar Yasril Y. Rasyid, Presiden Direktur Tugu Pratama Indonesia, belum lama ini.

Sampai Juni 2014, Yasril memprediksi, pihaknya bisa mencapai setengah dari target tahun ini. Artinya, di semester pertama tahun ini, nilai premi yang dibukukan oleh Tugu Pratama di unit syariah bisa mencapai Rp 40 miliar.


Nah, melihat mulusnya bisnis syariah, Tugu Pratama berniat melakukan spin off alias pemisahan unit usaha ini dari Tugu Pratama. Namun, Yasril belum mau mengungkap kapan pastinya rencana ini akan dilakukan.

Rencana ini baru terwujud jika Tugu Pratama sudah mememenuhi peraturan yang disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni modal dasar sebesar Rp 50 miliar untuk mendirikan perusahaan asuransi murni syariah. Nah, sampai awal tahun ini, ekuitas unit usaha syariah baru mencapai angka Rp 40 miliar.

Perusahaan asuransi lain yang menikmati manisnya bisnis syariah adalah PT Amanah Githa. Pertumbuhan kelas menengah ikut mendorong bisnis asuransi syariah. Perusahaan asuransi yang memenangkan tender asuransi haji tahun lalu ini memasang target pertumbuhan premi 25% sampai 30% menjadi Rp 100 miliar di 2014. Sampai Juni 2014, Amanah Githa berharap bisa mengantongi premi senilai Rp 50 miliar.

Demi mencapai target, perusahaan ini akan memperkuat tim pemasaran untuk mendongkrak penjualan produk syariah. "Termasuk mengembangkan produk baru," ujar Azwir Arifin, Presiden Direktur PT Amanah Githa.

Secara nasional, tahun lalu industri syariah membukukan premi bruto sebesar Rp 8,87 triliun, baik dari asuransi jiwa ataupun umum. Jumlah itu naik 24,9% dibandingkan tahun 2012.

Pangsa pasar asuransi jiwa syariah juga semakin lebar. Di tahun 2007, market share asuransi jiwa syariah masih 2,7%. Tahun lalu, pangsa pasarnya naik menjadi 5%. "Semakin banyak perusahaan berminat masuk ke bisnis asuransi syariah," ujar Shaifie Zein, Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI).

Beberapa perusahan sedang dalam tahap perizinan asuransi syariah ke OJK. Yakni, PT ACE Life Assurance, PT Maskapai Asuransi Sonwellis, dan PT Asuransi Parolamas. Lalu, Kospin Jasa juga telah menyampaikan izin mendirikan asuransi jiwa syariah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie