Premi Asuransi Tokio Marine tak terimbas aturan DP



JAKARTA. Tidak semua pelaku asuransi yang menggeluti perlindungan risiko di sektor kendaraan bermotor terkena getah penerapan aturan uang muka atau down payment (DP) kredit. Tengok saja Asuransi Tokio Marine Indonesia, kontribusi asuransi kendaraan bermotor per akhir September 2012 sebesar 32% dari total bisnis. Angka ini naik 5% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 26% dari total premi.

Kunci keberhasilan Tokio Marine Indonesia adalah lebih banyak menjamin risiko bagi kendaraan roda empat. Dari total kontribusi asuransi kendaraan bermotor, 95% berasal dari sektor mobil, sedang sepeda motor hanya 5%.

Sampai akhir September lalu, total premi perusahaan  ini sekitar US$ 50 juta, tumbuh 8%. Selain dari kendaraan bermotor, kontribusi premi 25% dari asuransi properti, 8% asuransi marine cargo, 35% asuransi lain.


Manajemen yakin, strategi ini bakal mendongkrak sumbangan asuransi kendaraan terhadap total bisnis menjadi 33% pada akhir tahun ini. Target pendapatan premi hingga akhir tahun nanti mencapai US$ 80 juta. "Asuransi kendaran bermotor masih bisa tumbuh besar di sini," ujar Naoki Fujimoto, Direktur Teknik Tokio Marine Indonesia, pekan lalu.

Selain faktor jenis kendaraan, Tokio Marine Indonesia mengandalkan jalur pemasaran melalui personal line. Edward, Kepala Departemen Klaim Motor Tokio Marine Indonesia, menjelaskan premi jalur personal line 80%, sedangkan korporasi hanya 20%. Anak usaha Tokio Marine Grup asal Jepang ini bekerjasama dengan perusahaan pembiayaan untuk memasarkan produk-produk asuransi. "Kontribusi perusahaan leasing cukup besar," tegasnya.

Mitsutaka Sato, Presiden Direktur Tokio Marine Indonesia, menyatakan pengaruh beleid DP sangat kecil. Oleh karena itu, manajemen masih optimis pencapaian asuransi kendaraan bermotor bisa terkerek naik. Belum lagi, mereka berencana menyeimbangkan kontribusi dari lokal dan perusahaan Jepang masing-masing 50%.

Selain itu, banjir di Thailand membuat perusahaan otomotif asal Jepang memindahkan pabrik ke Indonesia. Ini memberikan peluang bagi distribusi kendaraan bermotor di Indonesia makin banyak. "Tahun depan, kontribusi premi sektor kendaraan bisa menembus 50%," ucapnya.

Namun, manajemen mesti waspada. Secara industri, klaim di asuransi kendaraan bermotor sangat tinggi karena banyaknya kasus pencurian kendaraan bermotor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can