Premi asuransi umum 2017 ditarget naik 7,5%



JAKARTA. Perusahaan asuransi umum memasang target bisnis lebih realistis di tahun ini. Maklum, masih banyak tantangan, terutama daya beli masyarakat yang rendah.

Ketua Bidang Statistik Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dadang Sukresna menerangkan, daya beli masyarakat mempengaruhi perolehan premi dari dua lini bisnis utamanya, yaitu asuransi properti dan kendaraan. "Secara umum, mungkin untuk tahun ini, proyeksi pertumbuhan moderat ada di kisaran 7,5%," tutur Dadang, Kamis (9/3).

Tahun lalu, perolehan premi industri asuransi umum mencapai Rp 61,9 triliun, atau hanya naik 5,1%. Pertumbuhan di tahun lalu menjadi yang terendah selama lima tahun terakhir. Pada periode 20122014, pertumbuhan premi selalu dua digit dan baru sejak 2015 pertumbuhan premi menciut menjadi hanya satu digit.


Pasar otomotif yang lesu memang cukup berdampak. Penjualan sepeda motor baru tahun 2016 turun 8,5% menjadi 5,9 juta unit. Adapun kendaraan roda empat masih tumbuh mendekati 5% menjadi 1,06 juta unit. Namun, jenis mobil yang paling laku di segmen low cost green car (LCGC), sehingga premi yang didapat pun tak besar.

Demikian juga dengan permintaan properti yang lebih didominasi oleh rumah-rumah skala kecil dan dari program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Dadang berharap, belanja infrastruktur bisa dimanfaatkan oleh pelaku industri.

Direktur Utama PT Asuransi Adira Dinamika Indra Baruna mengatakan, tahun ini perolehan premi masih punya kesempatan untuk tumbuh. Sebab, penjualan otomotif diprediksi akan naik meski tidak terlalu tinggi.

Lini bisnis asuransi kendaraan sendiri akan tetap jadi tulang punggung anak usaha Bank Danamon ini dalam berbisnis dengan kontribusi masih di atas 50%. Terbesar kedua ada asuransi properti dengan porsi di kisaran 20%. Dan sisanya dari sumbangan lini bisnis lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini