KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memproyeksi industri asuransi umum akan mencatatkan pertumbuhan gemilang di tahun 2019. Diperkirakan industri ini bisa meraih pertumbuhan premi minimal di angka 10%. Direktur Eksekutif AAUI Dody A.S Dalimunthe mengatakan, pertumbuhan premi tersebut disebabkan sejumlah faktor. Pertama, tahun depan diperkirakan tingkat kesadaran masyarakat menggunakan produk asuransi meningkat. “Kami mengharapkan kebijakan ekonomi yang dijalani pemerintah saat ini bisa tercapai sehingga bisa meningkatkan pembelian produk asuransi di masyarakat juga naik. Dengan begitu, semakin banyak pengguna asuransi berarti premi yang diperoleh perusahaan asuransi meningkat,” kata Dody di Jakarta, Kamis (27/12).
Sedangkan faktor kedua, memasuki tahun politik di tahun depan akan memberikan dampak terhadap peningkatan konsumsi masyarakat, termasuk pada pembelian produk asuransi. Bahkan sejumlah calon legislatif menjanjikan pemberian produk asuransi bagi masyarakat yang memilihnya di pemilihan umum (pemilu) nanti. Meski demikian, ajang pemilihan wakil rakyat tersebut membuat kondisi perekomian sulit diprediksi. Karena, menurut dia, itu semua masih bergantung pada kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintahan baru, apakah mempengaruhi bisnis asuransi atau tidak. “Kondisi belum bisa terprediksi karena tahun depan tahun politik. Pergantian pemerintah bisa mengubah kebijakan tapi kami harap tidak menurunkan tingkat ekonomi. Dengan kondisi itu kami memilih memproyeksi pertumbuhan asuransi umum moderat saja,” tambah Dody. Memasuki tahun politik juga memberikan dampak terhadap produk asuransi dalam kategori
simple risk, yaitu produk asuransi umum atau kerugian yang tingkat risiko dan perhitungan teknis produknya sederhana, serta standar risiko tidak menggunakan perluasan jaminan. Seperi asuransi kendaraan bermotor, asuransi kebakaran dan kecelakaan diri. “Karena biasanya orang-orang melihat potensi risikonya cukup tinggi dan segera mengasuransikan. Kemudian, perputaran uang yang tinggi di tahun politik membuat orang-orang rajin berbelanja seperti mobil dan juga ikut diasuransikan,” ujarnya. Naikkan target PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo menargetkan perolehan premi lebih tinggi di tahun depan. Direktur Operasi Ritel Jasindo Sahata L. Tobing menyebut, perusahaan menargetkan premi sebesar Rp 6,2 triliun, naik 10,71% dari target tahun ini, yaitu Rp 5,6 triliun. Jasindo telah menyiapkan lima langkah strategi demi mencapai target tersebut. Antara lain, meningkatkan sumber daya manusia (SDM), penguatan layanan berbasis teknologi, memperluas pangsa pasar yang berkolaborasi dengan perusahaan fintech. Di samping itu, mengenalkan merek jual melalui pemasaran secara digital, penambahan produk korporasi dan retail, serta mempermudah proses pembayaran klaim. “Strategi ini diharapakn dapat meningkatkan performa asuransi dan premi bruto di tahun depan. Kami menargetkan premi bruto sekitar Rp 6,2 triliun di tahun 2019,” terang Sahata.
Jasindo kian optimistis bisa mencapai target tersebut karena telah sukses mencatatkan kinerja gemilang di tahun ini. Sampai September 2018, perusahaan telah meraih premi Rp 3,37 triliun, naik Rp 189 miliar dari periode yang sama di tahun lalu. Pemain lain, PT Asuransi Jasa Tania Tbk menargetkan premi bruto naik 7%, atau sekitar Rp 292,4 miliar di tahun depan. Perusahaan akan memaksimalkan penjualan tiga produk andalan, yaitu asuransi properti, asuransi
engineering dan asuransi rangka kapal. Selain itu, perusahaan juga akan memfokuskan produksi asuransi yang masih berkontribusi minim bagi pemasukan perusahaan, seperti kesehatan, tanaman dan ternak. Ketiga produk asuransi itu belum banyak digarap sehingga potensi bisnisnya lumayan apik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati