Premi asuransi umum naik tipis di awal 2017



JAKARTA. Kuartal pertama tahun ini masih menjadi periode berat bagi asuransi umum. Premi yang didapat asuransi umum masih belum memuaskan.

PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) misal, preminya susut 4% di periode tersebut. Direktur Utama Adira Insurance Indra Baruna mengatakan, premi masuk tercatat Rp 500 miliar. Penjualan kendaraan yang masih sepi berdampak pada Adira. Maklum premi asuransi kendaraan mendominasi portofolio bisnis Adira Insurance.

Indra menilai, lesunya pasar otomotif sejak tahun 2013 terjadi karena dua kemungkinan yakni daya beli yang rendah dan pasar yang sudah menyentuh titik jenuh. Berkaca pada tren tersebut, Indra bilang, perusahaannya bakal menggenjot lini bisnis lain meski bukan perkara mudah. Sebab, kondisi ekonomi makro pun belum sepenuhnya tumbuh cukup signifikan.


Meski begitu, Indra yakin, sampai akhir tahun ini bisnis akan membaik. Hal ini ditopang kondisi ekonomi yang mulai membaik pada paruh kedua 2017. "Termasuk dari renewal yang biasanya masuk di November dan Desember," ungkapnya, pekan lalu.

Adira Insurance menargetkan perolehan premi Rp 2,5 triliun di 2017 atau tumbuh 25% dari pencapaian tahun 2016 lalu yang sebesar Rp 2,05 triliun.

Pemain asuransi lain yakni PT Asuransi Binagriya Upakara hanya mampu mencatatkan pertumbuhan premi 6,2% di kuartal I 2017 lalu. Direktur Utama Binagriya Dadang Sukresna mengatakan, per Maret 2017, pihaknya mengumpulkan premi sekitar Rp 34,5 miliar. Secara umum, ia menilai kondisi awal tahun ini memang belum cukup bersahabat bagi industri ini. Tantangan yang dihadapi perusahaan juga masih cukup besar.

Namun, Binagriya masih mempertahankan target pertumbuhan premi tahun ini sebesar 20% dari perolehan tahun lalu yang sebanyak Rp 136 miliar. Ia menilai, prospek di sisa tahun ini masih cukup besar, diantaranya dengan sejumlah proyek properti yang mulai masuk tahap akhir.

Kinerja PT Asuransi Wahana Tata alias Aswata lebih baik. Aswata masih bisa meraih pertumbuhan premi 10% di triwulan pertama tahun ini menjadi sekirat Rp 370 miliar. Meski begitu Presiden Direktur Aswata Christian wanandi menilai, pencapaian di tiga bulan pertama tahun ini belum terlalu memuaskan.

Ke depan, ia memperkirakan pertumbuhan bisnis bisa lebih baik lagi. Diantaranya dari pengaruh kenaikan beberapa tarif premi di asuransi properti dan kendaraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini