Premi BRI Insurance naik hingga 17% hingga kuartal III



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pemulihan dari pandemi Covid-19, PT BRI Asuransi Indonesia (BRI Insurance) mampu mencatatkan kinerja positif di kuartal yang berakhir September lalu. Perusahaan mencatat ada peningkatan premi sekitar 17% secara tahunan di periode tersebut.

“Premi BRINS itu sudah Rp 1,6 triliun dan target kita tahun ini akan mencapai Rp 2 triliun,” ujar Fankar Umran, CEO BRINS di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (28/10)

Pencapaian tersebut berasal dari beberapa segmentasi seperti korporasi, ritel, mikro dan syariah. Fankar bilang untuk asuransi korporasi dan mikro sama-sama menyumbang 20% sedangkan sisanya berasal dari asuransi mikro dan syariah.


Dari segi lini bisnis, asuransi properti masih yang terbesar dengan kontribusi mencapai 60%. Sedangkan sisanya berasal dari asuransi kendaraan, marine hull, dan lainnya seperti asuransi kecelakaan diri (personal accident/PA).  “Properti masih naik, karena asuransi yang kecil. Di bank juga sudah mulai buka (KPR). Selain itu, meskipun bisnis kreditnya tidak tumbuh tapi kan premi tetap renewal (lanjutan),” ujar Fankar.

Baca Juga: Allianz Life Life hadirkan produk Unitlink bagi nasabah Maybank dan BTPN

Sementara itu, Fankar juga bilang bahwa di periode yang sama, laba perusahaan telah mencapai Rp 180 miliar. Adapun jika merujuk dari laporan keuangan, laba perusahaan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 152 miliar sehingga ada kenaikan 18% yoy.

Bottom line sekarang (September 2021) kita sudah Rp 180 miliar, itu tumbuh lebih besar dari top line. Di tahun lalu (2020) kita punya bottom line itu sekitar Rp 180 miliar,” imbuh Fankar.

Menurut Fankar, peningkatan laba tersebut disebabkan oleh diversifikasi bisnis dan diversifikasi kanal yang dilakukan perusahaan. Salah satunya, asuransi mikro sebagai bisnis baru yang menghasilkan premi besar dengan risiko kecil. 

“Kita juga memang sangat selektif untuk memilih risiko yang bisa kita cover, mana yang bisa kita ambil, mana yang bisa kita transfer risiko lagi. Tergantung historis dari masing-masing asuransi itu sendiri,” pungkas Fankar.

Selanjutnya: Sepanjang pandemi, PasarPolis telah cetak 600 juta polis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi