KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Premi dari kanal bancassurance tercatat turun 9,1% secara tahunan di semester I-2022 menjadi Rp 43,8 triliun. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengatakan, turunnya premi dari kanal bancassurance disebabkan adanya shifting para pemegang polis ke pembayaran premi reguler. Sementara pada beberapa waktu yang lalu pembayaran premi selalu didominasi oleh pendapatan premi tunggal. "Premi reguler secara tahunan mengalami pertumbuhan 1,3% sementara premi tunggal mengalami penurunan 17,9%. Dari sisi pelaku bisnis, shifting yang terjadi saat ini merupakan berita yang baik. Karena pendapatan premi secara reguler sangat mendukung bisnis berkelanjutan jangka panjang bagi industri asuransi jiwa," kata Togar kepada Kontan.co.id, Senin (10/10).
Baca Juga: Bisnis Bancassurance BNI Tumbuh Subur Di sisi lain, kata Togar, dari faktor ekonomi tingkat inflasi yang cukup tinggi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang masih belum stabil memberikan dampak kepada masyarakat untuk menimbang pengeluarannya termasuk untuk membeli produk asuransi jiwa. Meskipun demikian, di tengah penurunan pendapatan justru industri asuransi mencatatkan perolehan positif dari total tertanggung yang mengalami peningkatan 19,1% atau menjadi 73,9 juta orang sampai dengan akhir Semester I 2022. Kendati kanal Bancassurance turun, pihaknya tetap optimistis kinerja industri asuransi jiwa akan semakin membaik sampai dengan akhir tahun 2022. Hal ini diperkuat dengan prediksi pertumbuhan ekonomi nasional yang positif serta nilai IHSG yang akan terus meningkat sampai dengan akhir tahun 2022. Togar menjelaskan, dari kanal distribusi bancassurance sendiri, OJK saat ini tengah menggodok perubahan aturan distribusi melalui bancassurance. AAJI dan industri Asuransi jiwa juga turut terlibat aktif untuk memberikan pandangan atas draft aturan yang sedang disusun. Ke depannya pihaknya berharap aturan ini dapat berdampak positif untuk industri Asuransi jiwa, perbankan dan juga meningkatkan perlindungan kepada para pemegang polis. Sementara itu, beberapa pemain ini mencatatkan kenaikan pada premi dari kanal bancassurance karena ditopang oleh kontribusi dari induk usaha. Misalnya saja, BRI Life mengaku premi dari kanal bancassurance mayoritas terkontribusi dari Bank BRI sebagai induk. Oleh karena itu, hingga Agustus 2022, premi dari kanal bancassurance tercatat tumbuha 38% secara tahunan menjadi Rp 5,96 triliun. "Kami terus melakukan penetrasi asuransi sesuai kebutuhan nasabah per segmen yang ada di BRI. Hingga akhir tahun kami ingin tumbuh di atas pertumbuhan industri untuk meningkatkan market share. Kami juga bersyukur dapat terus melakukan penetrasi di seluruh segmen nasabah di Bank BRI. Pertumbuhan premi sebesar 38% secara tahunan di tengah-tengah pasar yang terkoreksi merupakan berkat bagi kami," ungkap Iwan. Dalam meningkatkan kinerja pada kanal bancassuranse, BRI Life terus mengembangkan Target Operating Model yang sudah di tetapkan sebelumnya dan melakukan penyesuaian dengan perkembangan saat ini.
Baca Juga: Astra International (ASII) Diisukan Berencana Menjual Unit Asuransi Jiwa Miliknya Setali tiga uang, sampai dengan September 2022 kanal bancassurance BNI Life juga mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp 2,8 triliun bertumbuh sekitar 24% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Faktor pendorongnya adalah sinergi yang baik dengan induk perusahaan, pelatihan kepada tenaga pemasar secara berkelanjutan dan marketing program yang tepat sasaran," ujar Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan. Sementara itu, kata Eben, kontribusi dari kanal lain mencapai 26% dari total pendapatan premi Rp 3,8 triliun. Hingga akhir tahun, BNI Life tetap optimis kanal bancassurance bisa tercapai sebesar Rp 3,7 triliun. Karena menurutnya, perkembangan kanal bancassurance memiliki potensi yang sangat baik dilihat dari pertumbuhan premi tahun ini. "Pandemi telah memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat pentingnya memiliki asuransi dan mayoritas nasabah bank telah aware berasuransi," kata Eben. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi