Premi Industri Asuransi Umum Tumbuh 20% pada Semester I, Ini Pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri asuransi umum masih mencatatkan pertumbuhan premi yang didapat hingga periode enam bulan pertama tahun ini. Adapun, pangsa pasar premi terbesar masih didominasi oleh asuransi properti.

Berdasarkan catatan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), premi industri asuransi umum tercatat senilai Rp 46,04 triliun. Catatan tersebut tumbuh sekitar 20% jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai Rp 38,37 triliun.

Sementara itu, lini bisnis asuransi properti masih memberikan kontribusi premi terbesar dibandingkan produk lainnya mencapai 32,5%. Ini ditopang pula pertumbuhan premi asuransi properti 36,4% secara tahunan yang sekarang nilainya Rp 14,96 triliun.


Ketua Departemen Statistik AAUI, Esti Handayani bilang ada beberapa faktor yang membuat lini bisnis properti ini tumbuh di separuh pertama tahun ini. Salah satunya ditunjang oleh permintaan-permintaan properti yang juga mengalami kenaikan.

Baca Juga: Kasus Asuransi Gagal Bayar Masuk Ranah Hukum, Petinggi Ikut Terseret Jadi Tersangka

Merujuk pada data Bank Indonesia, Esti mencontohkan permintaan properti komersial yang pada periode kuartal 2/2022 tumbuh 1,58% secara tahunan dengan permintaan tertinggi terjadi pada segmen lahan industri dan warehouse complex

“Ini mendorong kenaikan nilai properti itu sendiri dari sisi asuransi,” ujar Trinita.

Hal tersebut juga sejalan dengan kredit-kredit yang berkaitan dengan properti seperti KPR, kredit real estate, dan kredit konstruksi yang juga kompak naik pada periode yang sama.  Kredit KPR naik 6,5%, lalu kredit real estate naik 8,1% dan kredit konstruksi yang naik 1,7%.

Melihat data-data tersebut, Esti melihat ini juga dikarenakan pendemi Covid-19 yang sudah mulai melanda sehingga ekonomi secara perlahan mulai pulih termasuk di industri properti itu sendiri.

Baca Juga: Dirut Kresna Life Jadi Tersangka, Nasabah Khawatir Dana Sulit Kembali

“Secara umum, bisnis properti juga ditunjang oleh beberapa proyek yang sudah selesai dan jika sudah selesai otomatis berpindah ke industri asuransi,” imbuhnya.

Dari sisi klaim, lini bisnis properti juga masih mengalami kenaikan hingga 42% dengan nilai yang dibayar sebesar Rp 3,99 triliun. Ini sejalan dengan klaim dibayar secara industri yang juga tumbuh 35,7% menjadi Rp 17,79 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi