KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri asuransi umum mencatatkan pertumbuhan premi di tahun ini. Meski begitu, hasil
underwriting industri ini mengalami penurunan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Januari 2019, pelaku usaha di sektor industri ini mencatatkan premi bruto Rp 6,03 triliun. Nilai ini tumbuh 4,15%
year on year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 5,79 triliun. Hasil
underwriting asuransi umum turun 10,71% yoy pada bulan pertama 2019. OJK mencatat hasil
underwriting per Januari tahun ini sebesar Rp 1 triliun. Sedangkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,12 triliun.
Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe menyatakan hal ini disebabkan oleh peningkatan klaim pada bulan Januari 2019. Data AAUI mencatakan klaim bruto industri asuransi umum mengalami kenaikan 26,32% yoy dari Rp 2,13 triliun menjadi Rp 2,78 triliun di bulan pertama 2019. "Pencatatan klaim merupakan kejadian beberapa waktu lalu namun prosesnya baru selesai dan dibayarkan pada Januari 2019. Klaim ini sifatnya fluktuatif, tidak dapat diperkirakan, sehingga tidak ada polanya. Kami menduga beberapa pembayaran klaim kerugian akibat gempa di Lombok dan Palu yang belum selesai akhir tahun lalu dicatatkan di Januari 2019," ujar Dody kepada Kontan.co.id baru-baru ini. Dody menyebut pada 2019, AAUI memprediksi pertumbuhan premi asuransi umum secara agregat tumbuh 10% dari tahun 2018. Namun untuk klaim asosiasi belum bisa memprediksi karena sifat insidental. Dody menekankan semua perusahaan asuransi dalam manajemen risiko pasti akan berusaha memperkecil beban
underwriting. Salah satunya dengan melakukan selektif risiko. Data AAUI menunjukan beban
underwriting pada Januari 2018 juga naik 26,74% yoy dari Rp 1,4 triliun menjadi Rp 1,77 triliun. Hal ini terjadi karena beban klain neto juga tumbuh 28,26% yoy dari Rp 1,32 trilun menjadi Rp 1,7 trilun pada Januari 2019. Oleh sebab itu, perusahaan asuransi sepanjang 2019 ini akan meningkatkan mitigasi risiko.
"Pada dasarnya perusahaan asuransi selalu melakukan mitigasi risiko sebagai bagian dari manajemen risiko. Pengalaman klaim adalah data dan informasi yang bagus untuk menjadi dasar manajemen risiko. Sehingga akan ada persiapan langkah-langkah mitigasi risiko yang baik," jelas Dody.
Vice President Director PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia Nicolaus Prawiro menyebut pada 2019 ini pihaknya akan meningkatkan hasil
underwriting. Perusahaan sudah menyiapkan serangkaian strategi dengan melakukan prinsip
underwriting yang
prudent atau seleksi penerimaan premi yang lebih ketat. Ia bilang pihaknya menargetkan pada tahun ini dapat menghimpun pendapatan premi sebesar Rp 1,4 triliun. Namun ia melihat pada 2019 ini produk yang masih akan memiliki risiko dan menekan pendapatan
underwriting adalah asuransi rangka kapal. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi