KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja asuransi syariah semakin merekah. Minat nasabah yang bertambah menjadi faktor pendongkrak moncernya kinerja asuransi syariah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, kontribusi alias premi asuransi syariah sampai Agustus 2017 mencapai Rp 13,16 triliun. Atau melesat 68,07% dibanding periode sama tahun kemarin yang baru mencapai Rp 7,83 triliun. Peningkatan ini juga sejalan dengan total aset asuransi syariah yang meningkat 18,7% menjadi Rp 38,66 triliun. Padahal Agustus 2016 baru mencapai Rp Rp 32,57 triliun. Pun terlihat dalam angka penetrasi asuransi syariah yang sudah berada di level 0,150%. Sementara di periode sama tahun kemarin baru mencapai 0,098%. Pertumbuhan industri yang meningkat juga turut dirasakan oleh Unit Usaha Syariah (UUS) milik PT Sun Life Financial Indonesia. Head of Shariah Sun Life Financial Indonesia Srikandi Utami mengatakan, sampai kuartal III 2017, kontribusi atau premi perusahaannya mengalami peningkatan di atas 20%. Kenaikan ini terdongkrak oleh varian produk inovatif yang dimiliki Sun Life. "Serta kualitas yang terus menerus kami tambah dan tingkatkan menjadi salah satu faktor pendongkrak," kata Srikandi kepada Kontan.co.id, Kamis (26/10). Srikandi optimistis, di kuartal empat ini kinerja asuransi syariah akan semakin bergairah. Hal ini tentu didukung oleh pemahaman masyarakat yang meningkat sehingga tentu mendongkrak kinerja asuransi syariah. "Minat asuransi masih ada karena masyarakat masih cari asuransi kesehatan misalnya, dengan fasilitas yang bagus, proteksi sebagai warisan untuk keluarga bila meninggal," tambah Srikandi. Pada 2018 mendatang, Srikandi juga mengatakan akan segera merilis produk anyar. Namun terkait jumlah produk dan detailnya Srikandi belum membeberkan secara perinci. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Premi naik, kontribusi asuransi syariah menggemuk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja asuransi syariah semakin merekah. Minat nasabah yang bertambah menjadi faktor pendongkrak moncernya kinerja asuransi syariah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, kontribusi alias premi asuransi syariah sampai Agustus 2017 mencapai Rp 13,16 triliun. Atau melesat 68,07% dibanding periode sama tahun kemarin yang baru mencapai Rp 7,83 triliun. Peningkatan ini juga sejalan dengan total aset asuransi syariah yang meningkat 18,7% menjadi Rp 38,66 triliun. Padahal Agustus 2016 baru mencapai Rp Rp 32,57 triliun. Pun terlihat dalam angka penetrasi asuransi syariah yang sudah berada di level 0,150%. Sementara di periode sama tahun kemarin baru mencapai 0,098%. Pertumbuhan industri yang meningkat juga turut dirasakan oleh Unit Usaha Syariah (UUS) milik PT Sun Life Financial Indonesia. Head of Shariah Sun Life Financial Indonesia Srikandi Utami mengatakan, sampai kuartal III 2017, kontribusi atau premi perusahaannya mengalami peningkatan di atas 20%. Kenaikan ini terdongkrak oleh varian produk inovatif yang dimiliki Sun Life. "Serta kualitas yang terus menerus kami tambah dan tingkatkan menjadi salah satu faktor pendongkrak," kata Srikandi kepada Kontan.co.id, Kamis (26/10). Srikandi optimistis, di kuartal empat ini kinerja asuransi syariah akan semakin bergairah. Hal ini tentu didukung oleh pemahaman masyarakat yang meningkat sehingga tentu mendongkrak kinerja asuransi syariah. "Minat asuransi masih ada karena masyarakat masih cari asuransi kesehatan misalnya, dengan fasilitas yang bagus, proteksi sebagai warisan untuk keluarga bila meninggal," tambah Srikandi. Pada 2018 mendatang, Srikandi juga mengatakan akan segera merilis produk anyar. Namun terkait jumlah produk dan detailnya Srikandi belum membeberkan secara perinci. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News