KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Samuel Sekuritas Indonesia menurunkan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir tahun 2023 menjadi 7.100 dari sebelumnya 7.300. Penurunan ini disertai dengan revisi target price to earnings (P/E) IHSG menjadi 13,7 kali. Kepala Riset Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi mengatakan, revisi turun ini didorong oleh peningkatan premi risiko di pasar ekuitas. Prasetya menyebut, IHSG mendapat tekanan berat selama beberapa pekan terakhir akibat arus keluar (
outflow) modal asing yang besar.
Keluarnya asing dari pasar saham Indonesia terjadi di tengah ketidakpastian global, terutama risiko geopolitik di Timur-Tengah, sikap hawkish Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), tingginya imbal hasil Treasury AS, dan lemahnya pertumbuhan ekonomi global.
Baca Juga: IHSG Menguat 2,47% Sepekan Ini, Simak Apa Kata Analis Mega Capital? Namun, Samuel Sekuritas meyakini indeks telah mencapai titik terendahnya. Melambatnya laju inflasi inti AS menjadi 0,2% month-on-month (MoM) dapat mendongkrak keyakinan pasar bahwa siklus kenaikan suku bunga Fed sudah berakhir. Hal ini, ditambah dengan jeda kenaikan suku bunga the Fed di awal bulan, yang dapat memberikan indikasi awal bagi investor negara berkembang terkait menguatnya sentimen risk-on, yang dapat merambat ke aset-aset negara berkembang. Prasetya menaksir, dalam waktu dekat ini, IHSG berpotensi diuntungkan oleh beberapa katalis positif jangka pendek, termasuk naiknya konsumsi akibat belanja pemilu. Katalis positif lainnya yakni berbagai stimulus yang diberikan pemerintah untuk menjaga daya beli dan melawan inflasi, termasuk program hibah beras senilai Rp 2,6 triliun dan bantuan tunai El Nino untuk keluarga miskin yang mencapai Rp 7,5 triliun. Samuel Sekuritas juga mempertahankan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 5,1% untuk 2023, dan meyakini bahwa stimulus-stimulus tersebut dapat membantu menahan perlambatan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca Juga: IHSG Naik 0,28% ke 6.977 Pada Jumat (17/11), Indeks Sektor Infrastruktur Naik 4% Ketegangan pemilu juga mulai mereda setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan tiga pasangan calon yang akan maju pada pemilu presiden tahun depan. ”Kami percaya hal ini akan membantu meningkatkan ekspansi perekonomian Indonesia dan mendukung aliran dana asing untuk kembali ke ekuitas, karena kami yakin Indonesia akan menjadi salah satu tujuan investasi berkembang yang paling populer di masa depan,” tulis Prasetya dalam riset, Jumat (17/11). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi