JAKARTA. Lagi-lagi, investasi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia tidak begitu menggembirakan bagi pemodal asing. Setelah Hess Corp dan Anadarko hengkang, kini giliran perusahaan migas yang tercatat di bursa London, Premier Oil, berencana melepaskan kepemilikan sahamnya di Blok A di Aceh. Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Naryanto Wagiman mengatakan, Premier Oil saat ini telah meminta izin untuk membuka data cadangan migas di Blok A di Aceh kepada Direktur Hulu Migas Kementerian ESDM. "Tujuannya agar bisa ditenderkan," kata dia kepada KONTAN, Selasa (11/3). Perlu diketahui, Premier Oil mengakuisisi 16,7% saham Blok A di Aceh pada April 2006 lalu dari anak usaha ExxonMobil. Saham itu terus meningkat menjadi 41,67% pada Januari 2007.
Premier oil menjual 41,67% saham Blok A
JAKARTA. Lagi-lagi, investasi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia tidak begitu menggembirakan bagi pemodal asing. Setelah Hess Corp dan Anadarko hengkang, kini giliran perusahaan migas yang tercatat di bursa London, Premier Oil, berencana melepaskan kepemilikan sahamnya di Blok A di Aceh. Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Naryanto Wagiman mengatakan, Premier Oil saat ini telah meminta izin untuk membuka data cadangan migas di Blok A di Aceh kepada Direktur Hulu Migas Kementerian ESDM. "Tujuannya agar bisa ditenderkan," kata dia kepada KONTAN, Selasa (11/3). Perlu diketahui, Premier Oil mengakuisisi 16,7% saham Blok A di Aceh pada April 2006 lalu dari anak usaha ExxonMobil. Saham itu terus meningkat menjadi 41,67% pada Januari 2007.