JAKARTA. Pemerintah bakal mulai membatasi konsumsi bahan bakar minyak (bbm) bersubsidi pada 2011. Bahkan, pembatasan pasokan BBM bersusidi sudah dimulai di akhir tahun ini. Karena itu, PT Pertamina (Persero) harus menyiapkan sejumlah infrastruktur untuk mendukung rencana pemerintah tersebut. Untuk mengantisipasi peralihan konsumsi dari BBM subsidi ke nonsubsisi, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Djaelani Sutomo mengaku siap memperbanyak pasokan bbm nonsubsidi ke pasar."Pengurangan (pasokan) Premium dimulai secara bertahap di bulan November dan Desember 2010. Pertamina akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaksanaan sosialisasi ke seluruh pengusaha SPBU," papar Djaelani kepada KONTAN, Rabu (1/12).Selain melakukan sosialisasi, Pertamina juga berusaha menghemat BBM bersubsidi dengan cara mengatur penyediaan BBM jenis ini di SPBU. Caranya, Pertamina mengatur kuota BBM bersubsidi untuks setiap lembaga penyalur dengan sistem kitir alias penjadwalan pengiriman. Pertamina juga mengendalikan penjualan solar di SPBU-SPBU yang berlokasi di jalan tol. Tiga wilayah pemasaran "Pertamina juga telah menyiapkan produk subtitusi untuk premium dan solar," jelas Djaelani. Produk subtitusi itu antara lain gasoline dan gasoilSupaya tidak terjadi kelangkaan di masyarakat, Pertamina menambah outlet SPBU yang akan menjual Pertamax. Pertamina akan menambah sekitar 230 SPBU yang akan menjual pertamax dan solar ekstra di tiga unit wilayah pemasaran, yakni unit pemasaran III, IV dan V. Unit pemasaran III akan menambah 75 SPBU, Unit pemasaran IV 56 SPBU dan unit pemasaran V sebanyak 99 SPBU.Catatan saja, penambahan outlet Pertamax ini tidak selalu membuka SPBU baru. Bisa saja, Pertamina hanya menambah kran khusus Pertamax di SPBU tersebut. "Kami (Pertamina) juga akan meminta kepada pemerintah untuk melakukan perubahan regulasi dan meningkatkan pengawasan distribusi BBM," kata Djaelani lagi.Namun demikian, Pertamina belum menambah infrastruktur di Indonesia timur seperti di Maluku, Irian Jaya sebagian sulawesi, Kalimantan, dan sebagian Nusa Tenggara Timur (NTT). Pasalnya, di wilayah Indonesia Timur, Pertamina memerlukan investasitambahan untuk memperbanyak outlet SPBU. "Yang sudah siap itu Jawa, Madura, Bali dan sebagian NTT, Sumatera, serta Kalimantan," terang Djaelani.
Premium mulai dibatasi, sebanyak 230 SPBU tambahan mulai jual Pertamax
JAKARTA. Pemerintah bakal mulai membatasi konsumsi bahan bakar minyak (bbm) bersubsidi pada 2011. Bahkan, pembatasan pasokan BBM bersusidi sudah dimulai di akhir tahun ini. Karena itu, PT Pertamina (Persero) harus menyiapkan sejumlah infrastruktur untuk mendukung rencana pemerintah tersebut. Untuk mengantisipasi peralihan konsumsi dari BBM subsidi ke nonsubsisi, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Djaelani Sutomo mengaku siap memperbanyak pasokan bbm nonsubsidi ke pasar."Pengurangan (pasokan) Premium dimulai secara bertahap di bulan November dan Desember 2010. Pertamina akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaksanaan sosialisasi ke seluruh pengusaha SPBU," papar Djaelani kepada KONTAN, Rabu (1/12).Selain melakukan sosialisasi, Pertamina juga berusaha menghemat BBM bersubsidi dengan cara mengatur penyediaan BBM jenis ini di SPBU. Caranya, Pertamina mengatur kuota BBM bersubsidi untuks setiap lembaga penyalur dengan sistem kitir alias penjadwalan pengiriman. Pertamina juga mengendalikan penjualan solar di SPBU-SPBU yang berlokasi di jalan tol. Tiga wilayah pemasaran "Pertamina juga telah menyiapkan produk subtitusi untuk premium dan solar," jelas Djaelani. Produk subtitusi itu antara lain gasoline dan gasoilSupaya tidak terjadi kelangkaan di masyarakat, Pertamina menambah outlet SPBU yang akan menjual Pertamax. Pertamina akan menambah sekitar 230 SPBU yang akan menjual pertamax dan solar ekstra di tiga unit wilayah pemasaran, yakni unit pemasaran III, IV dan V. Unit pemasaran III akan menambah 75 SPBU, Unit pemasaran IV 56 SPBU dan unit pemasaran V sebanyak 99 SPBU.Catatan saja, penambahan outlet Pertamax ini tidak selalu membuka SPBU baru. Bisa saja, Pertamina hanya menambah kran khusus Pertamax di SPBU tersebut. "Kami (Pertamina) juga akan meminta kepada pemerintah untuk melakukan perubahan regulasi dan meningkatkan pengawasan distribusi BBM," kata Djaelani lagi.Namun demikian, Pertamina belum menambah infrastruktur di Indonesia timur seperti di Maluku, Irian Jaya sebagian sulawesi, Kalimantan, dan sebagian Nusa Tenggara Timur (NTT). Pasalnya, di wilayah Indonesia Timur, Pertamina memerlukan investasitambahan untuk memperbanyak outlet SPBU. "Yang sudah siap itu Jawa, Madura, Bali dan sebagian NTT, Sumatera, serta Kalimantan," terang Djaelani.