JAKARTA. Presiden Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia Takehiko Nakao akan bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini, Selasa (13/1). Pertemuan ini merupakan kali pertama Nakao dengan Jokowi. Nakao mengatakan dalam pertemuan yang dijadwalkan berlangsung pada pukul 14.00 WIB itu, ia akan memuji reformasi kebijakan yang dilakukan oleh Jokowi. Reformasi kebijakan yang dimaksud adalah mengurangi anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan membuat harga BBM solar berbasis pasar. "Saya perhatikan agenda reformasi itu benar-benar dilakukan oleh para pemimpin, dan Indonesia itu contoh yang sangat penting untuk contoh reformasi," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (13/1). Uang penghematan subsidi BBM sangat penting untuk dimanfaatkan dalam pembangunan infrastruktur dan membuat lebih banyak kebijakan yang menyasar pada orang miskin dan pendidikan, serta keseimbangan fiskal. Subsidi BBM selama ini salah sasaran karena dinikmati oleh kalangan mampu. "Jadi ini kemajuan yang sangat baik," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Presiden ADB akan temui Jokowi untuk pertama kali
JAKARTA. Presiden Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia Takehiko Nakao akan bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini, Selasa (13/1). Pertemuan ini merupakan kali pertama Nakao dengan Jokowi. Nakao mengatakan dalam pertemuan yang dijadwalkan berlangsung pada pukul 14.00 WIB itu, ia akan memuji reformasi kebijakan yang dilakukan oleh Jokowi. Reformasi kebijakan yang dimaksud adalah mengurangi anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan membuat harga BBM solar berbasis pasar. "Saya perhatikan agenda reformasi itu benar-benar dilakukan oleh para pemimpin, dan Indonesia itu contoh yang sangat penting untuk contoh reformasi," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (13/1). Uang penghematan subsidi BBM sangat penting untuk dimanfaatkan dalam pembangunan infrastruktur dan membuat lebih banyak kebijakan yang menyasar pada orang miskin dan pendidikan, serta keseimbangan fiskal. Subsidi BBM selama ini salah sasaran karena dinikmati oleh kalangan mampu. "Jadi ini kemajuan yang sangat baik," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News