Presiden Amerika Serikat ke-41 Bush Senior meninggal dunia di usia 94 tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat berkabung. Presiden Amerika Serikat ke-41 George H.W. Bush meninggal dunia pada usia 94 di Houston. Kabar duka itu diutarakan Juru Bicara George H.W. Bush, Jim McGrath pada CNN (1/12).

Seperti diketahui, istrinya Barbara Bush telah meninggal lebih dulu pada usia 92 tahun pada 17 April 2018 lalu. Mengutip kompas.com, George Herbert Walker Bush, dikenal dengan George HW Bush atau George Bush, merupakan presiden ke-41 Amerika Serikat ( AS).

Namanya dikenal tidak hanya sebagai Presiden AS, namun juga ayah dari George Walker Bush, presiden ke-43 Negeri "Paman Sam". Bush menjabat sebagai presiden dari 20 Januari 1989 hingga 20 Januari 1993 dan kemudian digantikan oleh Bill Clinton.


Sebelum menjadi presiden, dia menjadi wakil Presiden Ronald Reagan selama dua periode, antara 20 Januari 1981 hingga 20 Januari 1989.

Pada masa Muda dan Perang Dunia II Bush Senior dilahirkan pada 12 Juni 1924 di Milton, Massachusetts, dan merupakan anak dari Senator Prescott Sheldon Bush. Berasal dari keluarga yang makmur dan kenyang akan pengalaman politik, Bush bersekolah di sekolah lokal Greenwich dan ke Akademi Philips awal 1938.

Di Philips, dia memegang sejumlah kepemimpinan. Di antaranya ketua kelas, sekretaris dewan murid, hingga kapten tim sepak bola. Saat bersekolah, dia berkenalan dengan perempuan yang kelak menjadi istrinya, Barbara Pierce, pada pesta dansa Natal di 1941. Ketika lulus dari Philips, AS terjun ke Perang Dunia II.

Bush mendaftar ke Angkatan Laut, dan mendapat pelatihan di divisi penerbangan USS Sable. Baca juga: Sepekan Usai Kematian Istrinya, Kondisi George HW Bush Kritis Setelah 10 bulan kursus, dia mendapat pangkat letnan muda, dan ditugaskan di korps cadangan pangkalan AL AS di Corpus Christi.

Pada September 1943, dia ditempatkan di Skuadron Torpedo sebagai perwira foto Air Group 51 di kapal induk USS San Jacinto. Saat itu, dia mendapat kemenangan dalam salah satu pertempuran laut terbesar di Perang Dunia II, Pertempuran Laut Filipina. Setelah dipromosikan menjadi letnan, Bush ikut dalam misi melawan Jepang di Kepulauan Bonin pada 1 Agustus 1944.

Bush menjadi pilot pesawat tempur Gruumman TBM Avenger yang bertugas menyerang fasilitas militer Jepang di Chichijima. Selama menjalankan operasi, pesawatnya ditembak oleh senjata anti-pesawat Jepang. Meski begitu, dia berhasil menjatuhkan torpedo ke sasaran. November 1944, Bush kembali berpartisipasi dalam beberapa misi di Filipina hingga dia dan skuadronnya dikirim pulang ke AS.

Bush diberhentikan secara hormat pada September 1945, sebulan setelah Jepang menyerah tanpa syarat yang menandai berakhirnya Perang Dunia II.

Selepas menjadi tentara dia berbisnis, Bush kemudian berkuliah di Universitas Yale, dan lulus dengan gelar sarjana di bidang Ekonomi hanya dalam 2,5 tahun. Bush yang saat itu sudah menikah dengan Barbara kemudian memboyong keluarganya ke Texas Barat. Di sana, dia bekerja sebagai penjual bagi Dresser Industries.

Selama bekerja di bisnis minyak itu, dia membawa keluarganya berpindah ke beberapa tempat seperti Odessa, Ventura, hingga Midland. Di 1951, dia mulai membuka bisnis sendiri bernama Bush-Overbey Oil Development dan dua tahun setelahnya, mendirikan Zapata Petroleum Corporation.

Di 1954, dia didapuk menjadi presiden bagi Zapata Offshore Company, anak perusahaan yang bergerak di pengeboran minyak lepas pantai. Baca juga: Ini Rencana George HW Bush Jika Sudah Keluar dari Rumah Sakit 3. Menjadi Anggota Kongres dan Wakil Presiden Karir politik Bush dimulai ketika Ketua Partai Republik untuk Harris County di 1963. 1964, dia mencoba menjadi anggota Senat Texas, namun gagal.

1966, dia berhasil menjadi anggota House of Representatives AS asal Texas, dan menjabat dari 3 Januari 1967 hingga 3 Januari 1971. Menjadi anggota dewan perwakilan, karir politik Bush makin cemerlang dengan mendapat berbagai posisi mentereng. Di antaranya Dita Besar AS untuk PBB, Utusan AS untuk China, hingga menjabat sebagai direktur Badan Intelijen Pusat (CIA).

Bush mulai menjajal tantangan lebih besar dengan mencalonkan diri sebagai presiden. Namun, dia kalah oleh Ronald Reagan dalam pemilihan partai. Meski begitu, Reagan memilihnya sebagai wakil. Pasangan ini melenggang menjadi orang nomor satu dan dua AS setelah mengalahkan kandidat Partai Demokrat, Jimmy Carter.

Bush akhirnya menjadi presiden setelah memenangkan Pemilu Presiden 1988 melawan calon dari Demokrat, Michael Dukakis. Bush Senior melakukan beberapa kebijakan luar negeri. Antara lain ikut dalam pembubaran Uni Soviet pada 26 Desember 1991.

Kemudian adalah invasi untuk menggulingkan diktator Panama, Manuel Noriega, pada Desember 1989 hingga Januari 1990. Tak berselang lama, Bush merespon ketika Presiden Irak, Saddam Hussein, melakukan serangan ke Kuwait pada Agustus 1990. Bush menggalang koalisi, dan meluncurkan serangan perdana dengan 4.000 bom yang dijatuhkan dari pesawat tempur pada 17 Januari 1991. Invasi ke Kuwait, atau yang dikenal dengan Perang Teluk itu, diklaim Bush sebagai kesuksesan terbesar selama dia menjabat.

Editor: Azis Husaini