Presiden AS Joe Biden Bekali Israel Senjata Baru Senilai US$ 18 miliar Termasuk F-15



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON - Amerika Serikat tampaknya hanya basa-basi menyaksikan genosida dan tragedi kemanusiaan di Gaza Palestina. Sebab, negara adidaya ini tidak berniat menghentikan genosida tentara Israel di Palestina.

Terbaru, Pemerintahan Amerika Serikat di bawah Presiden Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk melanjutkan paket transfer bantuan senjata senilai US$ 18 miliar kepada Israel.

Bantuan peralatan perang baru ini akan mencakup puluhan pesawat canggih F-15. Hal ini diungkapkan oleh lima orang sumber Kantor Berita Reuters yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada hari Senin.


Baca Juga: Presiden AS Joe Biden: AS Siap Berikan Dukungan Politik dan Militer untuk Israel

Sebelumnya penjualan sebanyak 25 unit pesawat tempur canggih generasi 4.5 yaitu F-15 dari Boeing Co. (BA.N) ke Israel telah ditinjau sejak Amerika Serikat menerima permintaan resmi pada Januari 2023.

Persetujuan penjualan senjata ini jauh sebelum kampanye militer Israel membumi hanguskan Jalur Gaza Palestina, yang berlangsung selama enam bulan terakhir. Penjualan ini persenjataan baru ini, akan meningkatkan jumlah kekuatan angkatan udara Israel menjadi sebanyak 50 unit pesawat tempur F-15.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, yang mengunjungi Washington pekan lalu mengatakan pihaknya ingin mempercepat pengiriman pesawat tersebut. Percepatan ini merupakan salah satu permintaan utama Israel dan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat AS termasuk Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin.

Rencana mempersenjatai Israel kini membuat Presiden AS Joe Biden menghadapi tekanan dari mitra asing, kelompok hak asasi manusia, dan beberapa rekan Demokrat di Kongres AS. Mereka meminta Biden untuk menerapkan persyaratan pada transfer senjata guna mengendalikan serangan Israel di Gaza yang dikuasai pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas.  Sebagai gambaran kekejaman Israel di Gaza telah menyebabkan lebih dari 32.000 warga Palestina terbunuh. Mayoritas korban adalah warga sipil perempuan dan anak-anak .

Seorang pejabat AS mengatakan sejatina pesawat tempur F15 itu paling cepat baru dikirimkan pada tahun 2029 mendatang. Tapi jika ada pemberitahuan resmi yang dikirim Presiden ke Kongres maka diselesaikan segera.

Baca Juga: Bertemu di AS, Jokowi Minta Presiden AS Joe Biden Hentikan Perang Israel - Palestina

Israel sedang berusaha untuk meningkatkan armada pesawat tempurnya yang sudah tangguh, tidak hanya untuk melanjutkan perjuangannya melawan pejuang Hamas Palestina, tetapi juga untuk menangkal ancaman lebih lanjut dari kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon yang disebut didukung oleh Iran di perbatasan utaranya serta dari Iran, pemimpin regionalnya.

Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS, Michael McCaul memberikan lampu hijau untuk penjualan F-15 pada 30 Januari 2023, kata seorang asisten komite. Persetujuan itu ketika kantor kongres terkait yang bertanggung jawab untuk menyetujui transfer senjata dalam jumlah besar telah diberitahukan.

“Pertimbangan Pemerintahan Biden -Kongres mengenai kasus F-15 telah dilakukan,” kata sumber kedua yang mengetahui masalah tersebut. Namun ia menambahkan bahwa beberapa dari empat kantor yang diperlukan untuk menandatangani transfer senjata belum melakukan hal tersebut.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Janjikan Dukungan Politik dan Bantuan Militer untuk Israel

Undang-undang AS mengharuskan Kongres untuk diberitahu tentang perjanjian penjualan militer asing yang penting, dan mengizinkan Kongres untuk memblokir rencana penjualan tersebut dengan mengeluarkan resolusi ketidaksetujuan atas pelanggaran hak asasi manusia atau masalah lainnya. Meskipun demikian hingga kini tidak ada resolusi seperti itu yang pernah disahkan dan lolos dari veto presiden.

Proses peninjauan informal memungkinkan para pemimpin komite urusan luar negeri dari Partai Demokrat dan Republik untuk memeriksa perjanjian tersebut sebelum pemberitahuan resmi ke Kongres.

Perincian Senjata Baru 

Paket bantuan persenjataan Amerika Serikat kepada Israel menurut sumber Reuters, mencakup 50 pesawat F-15, dan layanan dukungan, pelatihan, pemeliharaan, pemeliharaan, dan dukungan kontraktor selama bertahun-tahun selama siklus hidup jet tersebut, yang biasanya dapat berlangsung hingga dua dekade.

Salah satu sumber mengatakan pemerintahan Presiden Biden telah menyatakan dukungannya kepada Israel atas permintaan F-15 tersebut.

Persetujuan ini tentu tidak sejalan dengan pernyataan Washington telah secara terbuka menyatakan keprihatinannya mengenai antisipasi serangan militer Israel di Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza di mana banyak warga Palestina berlindung setelah mengungsi akibat serangan Israel di Gaza.

Israel melancarkan serangan di Gaza setelah pejuang Hamas Palestina mengamuk di komunitas Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menculik 253 sandera, menurut penghitungan Israel.

Baca Juga: Airlangga: Presiden AS Joe Biden Dukung Indonesia Masuk Anggota OECD

Washington memberikan bantuan militer tahunan sebesar US$ 3,8 miliar kepada sekutu lamanya, Israel, dan pemerintah sejauh ini menolak seruan untuk mengkondisikan transfer senjata, meskipun para pejabat senior AS telah mengkritik Israel atas tingginya jumlah korban jiwa warga sipil.

Penjualan persenjataan ini terpisah dari bantuan senilai US$ 14 miliar untuk Israel yang telah diminta Biden untuk disetujui Kongres, sebagai bagian dari paket belanja tambahan keamanan nasional senilai US$ 95 miliar yang juga mencakup bantuan untuk Ukraina dan Taiwan.

Departemen Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Sampaikan Ucapan Selamat ke Prabowo Subianto

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant telah membahas kebutuhan senjata Israel saat berkunjung ke Washington pekan lalu. Dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah menekankan kepada para pejabat senior AS tentang pentingnya mempertahankan keunggulan kualitatif militer Israel di kawasan, termasuk kemampuan udaranya.

Kedutaan Besar Israel di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar. Boeing tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Politico dan CNN melaporkan sebelumnya pada hari Senin bahwa pemerintah Amerika Serikat sedang mempertimbangkan penjualan senjata ke Israel tersebut.

Editor: Syamsul Azhar