Presiden Filipina Marcos Bersumpah Untuk Melawan Ancaman Pembunuhan



KONTAN.CO.ID - MANILA. Presiden Filipina Ferdinand Marcos bersumpah untuk melawan apa yang disebutnya sebagai ancaman yang sembrono dan meresahkan terhadapnya. Marcos berbicara setelah mantan wakil presidennya mengatakan Marcos akan dibunuh jika dia sendiri terbunuh.

Dalam pesan video bernada keras yang ditujukan kepada rakyat, Marcos tidak menyebut Wakil Presiden Sara Duterte, partnernya dalam pemilihan presiden.Tetapi Marcos mengatakan rencana kriminal seperti itu tidak boleh diabaikan.

Sara Duterte, putri mantan Presiden Rodrigo Duterte yang berapi-api pada hari Sabtu mengatakan dia telah memerintahkan seorang pembunuh untuk membunuh Marcos, istrinya, dan ketua majelis rendah, jika dia terbunuh. Pernyataan Sara menjadi topik utama pembicaraan dalam perubahan dramatis pertikaian sengit antara Marcos dan keluarga Duterte.


Sara menanggapi pertanyaan selama konferensi pers daring tentang apakah dia takut akan keselamatannya. Dia tidak menyebutkan ancaman khusus apa pun terhadapnya.

Baca Juga: Ancaman Pembunuhan Wapres Filipina Terhadap Presiden Masuk Babak Baru

"Pernyataan yang kami dengar beberapa hari lalu sangat meresahkan," kata Marcos pada hari Senin (25/11). "Ada penggunaan kata-kata kotor dan ancaman yang sembrono untuk membunuh sebagian dari kami," imbuh dia

Marcos mengatakan bahwa dia akan melawan. Dia menambahkan bahwa ia tidak akan membiarkan upaya kriminal semacam itu terjadi.

"Jika merencanakan pembunuhan presiden semudah itu, apalagi bagi warga biasa?" ujar Marcos.

Sara Duterte mengatakan kepada wartawan bahwa ia belum mendengar pernyataan presiden tetapi akan menanggapinya nanti.

Baca Juga: Amerika Serikat Bangun Pangkalan Militer Baru di Jepang Demi Lindungi Taiwan

DUTERTE DALAM PENGAWASAN

Pernyataan Sara yang mengejutkan itu merupakan serangan terbaru dalam pertikaian sengit yang telah meningkat sejak runtuhnya aliansi tangguh antara dua keluarga kuat mereka. Marcos, putra mendiang pemimpin otoriter Filipina dengan nama yang sama, memenangkan pemilihan 2022 dengan selisih yang besar.

Sara mengundurkan diri dari jabatannya pada bulan Juni dan telah berjuang melawan pengawasan legislatif atas pengeluarannya saat menjabat. Sara terkadang menanggapi dengan permusuhan terbuka terhadap anggota parlemen dan tidak hadir dalam beberapa persidangan.

Ancamannya untuk membunuh Marcos bermula dari perintah anggota parlemen untuk memindahkan kepala stafnya ke penjara karena diduga menghalangi penyelidikan atas dugaan penyalahgunaan dana publik oleh wakil presiden.

Menurut seorang pejabat senior departemen kehakiman, wakil presiden tidak memiliki kekebalan dari tuntutan hukum.

Baca Juga: Wapres Sara Duterte Ancam Bunuh Presiden Filipina Marcos: Keamanan Ditingkatkan

Marcos mengatakan sangat penting bagi kepentingan pemerintahan yang baik bahwa pejabat terpilih tidak menghalangi pekerjaan legislator. Dia menambahkan, "Kita tidak akan mencapai drama ini jika pertanyaan yang sah oleh Kongres dijawab".

Serangan Sara Duterte terhadap Marcos juga terjadi hanya beberapa minggu setelah Rodrigo Duterte menjadi subjek penyelidikan maraton di DPR dan Senat atas ribuan pembunuhan selama "perang melawan narkoba" yang terkenal yang menjadi ciri kepresidenannya tahun 2016-2022.

Selama sidang tersebut, pemerintahan Marcos untuk pertama kalinya mengisyaratkan akan bekerja sama dengan upaya internasional apa pun untuk menangkap mantan presiden tersebut. Rodrigo sedang diselidiki oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Rodrigo Duterte mengatakan dalam sidang tersebut bahwa dialah satu-satunya yang bertanggung jawab atas tindakan keras berdarah tersebut dan mendesak ICC untuk "mempercepat" penyelidikannya.

Selanjutnya: Wondr by BNI Error Siang Tadi, Warganet Keluhkan Tidak Bisa Bayar Saat Makan Siang

Menarik Dibaca: Tips Memilih Processed Food Yang Aman

Editor: Wahyu T.Rahmawati