JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk tidak menaikkan harga elpiji ukuran 3 kg, 12 kg maupun 50 kg. Presiden juga melarang PT Pertamina menaikan harga elpiji sampai tahun depan, kendati BUMN Migas itu telah mengumumkan rencana kenaikan harga elpiji non subsidi secara bertahap setiap bulan.Presiden menyampaikan keputusan ini setelah memanggil Pelaksana Tugas (Plt.) Menko Perekonomian Sri Mulyani, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, dan Menneg BUMN Sofjan Djalil, Rabu (3/9). "Rencana kenaikan harga elpiji 12 kg dan 50 kg, yang semula akan dilakukan tiap bulan, meskipun dari segi korporat bisa saja dilakukan, sudah saya nyatakan tidak akan dinaikkan lagi. Jadi kenaikan itu selesai di situ," tegas Presiden.Dampak sosial dan politik yang timbul di masyarakat menjadi pertimbangan presiden dalam mengambil keputusan itu. Presiden bahkan menyesal karena PT Pertamina mengesampingkan kedua aspek tersebut ketika berencana menaikkan harga. "Bukan hanya aspek ekonominya saja, tapi lihat dampak sosialnya juga, apakah cocok dengan situasi Ramadhan seperti ini. Juga dampak politik dan lain-lainnya," tambah presiden. Dalam memberi keterangan kepada pers, presiden didampingi Menseskab Sudi Silalahi, Mensesneg Hatta Rajasa, Mendagri Mardiyanto dan Jubir Presiden Andi Mallarangeng.
Presiden : Harga Elpiji Tidak Akan Dinaikkan lagi
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk tidak menaikkan harga elpiji ukuran 3 kg, 12 kg maupun 50 kg. Presiden juga melarang PT Pertamina menaikan harga elpiji sampai tahun depan, kendati BUMN Migas itu telah mengumumkan rencana kenaikan harga elpiji non subsidi secara bertahap setiap bulan.Presiden menyampaikan keputusan ini setelah memanggil Pelaksana Tugas (Plt.) Menko Perekonomian Sri Mulyani, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, dan Menneg BUMN Sofjan Djalil, Rabu (3/9). "Rencana kenaikan harga elpiji 12 kg dan 50 kg, yang semula akan dilakukan tiap bulan, meskipun dari segi korporat bisa saja dilakukan, sudah saya nyatakan tidak akan dinaikkan lagi. Jadi kenaikan itu selesai di situ," tegas Presiden.Dampak sosial dan politik yang timbul di masyarakat menjadi pertimbangan presiden dalam mengambil keputusan itu. Presiden bahkan menyesal karena PT Pertamina mengesampingkan kedua aspek tersebut ketika berencana menaikkan harga. "Bukan hanya aspek ekonominya saja, tapi lihat dampak sosialnya juga, apakah cocok dengan situasi Ramadhan seperti ini. Juga dampak politik dan lain-lainnya," tambah presiden. Dalam memberi keterangan kepada pers, presiden didampingi Menseskab Sudi Silalahi, Mensesneg Hatta Rajasa, Mendagri Mardiyanto dan Jubir Presiden Andi Mallarangeng.