Presiden Iran Masoud Pezeshkian: Israel Menyebarkan Terorisme di Negara Islam



KONTAN.CO.ID - Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyebut Israel adalah pihak yang bertanggung jawab dalam menyebarkan terorisme di negara-negara Islam dengan tujuan untuk merusak stabilitas kawasan.

Dalam dialognya dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, melalui telepon hari Senin (1/12), Pezeshkian secara khusus menyoroti pecahnya konflik baru di Suriah.

Menurutnya, semua negara di kawasan Timur Tengah harus berpartisipasi dalam memerangi aktivitas berbahaya ini.


Baca Juga: Harga Minyak Naik di Tengah Gencatan Senjata Hizbullah-Israel

"Semua negara di kawasan ini (Timur Tengah) harus berpartisipasi dalam memerangi aktivitas berbahaya ini. Pezeshkian menekankan peran rezim Zionis dalam penyebaran ketidakstabilan dan terorisme di dunia Islam," tulis kantor pers Pezeshkian, dikutip TASS.

Sementara itu, Emir Qatar menegaskan bahwa stabilitas dan keamanan di Suriah hanya dapat dicapai melalui dialog dan solusi politik. Dirinya pun menyatakan Qatar siap menjadi penengah.

"Stuasi di Suriah sekali lagi membuktikan bahwa stabilitas dan keamanan di Suriah hanya dapat dicapai melalui dialog dan solusi politik. Doha siap memainkan perannya dalam membangun perdamaian di Suriah," kata Sheikh Tamim.

Baca Juga: Gencatan Senjata di Lebanon Disinyalir Jadi Pemicu Konflik Baru di Suriah

Tonton: Pemimpin Tertinggi Iran Serukan Hukuman Mati bagi Pemimpin Israel

Konflik Baru di Suriah

Pada tanggal 27 November pagi, kelompok ekstremis Jabhat al-Nusra melancarkan serangan berskala besar terhadap wilayah yang luas di Suriah utara.

Menurut pernyataan Komando Angkatan Bersenjata Suriah, para teroris berusaha menyerang desa-desa dan kota-kota di bawah perlindungan tentara Suriah dan fasilitas militer.

Sebagai balasan, komando angkatan bersenjata Suriah melakukan serangan terhadap posisi teroris yang telah menyusup ke banyak lingkungan di kota Aleppo pada tanggal 30 November.

Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan, tentara Suriah terpaksa mengatur ulang pasukannya untuk melindungi nyawa warga sipil dan pasukan serta bersiap menghadapi serangan balik.