KONTAN.CO.ID - BEIRUT/YERUSALEM. Presiden Joe Biden mengungkapkan, Amerika Serikat (AS) sedang mendiskusikan kemungkinan serangan terhadap fasilitas minyak Iran sebagai pembalasan atas serangan rudal Tehran terhadap Israel. Sementara itu, militer Israel melancarkan serangan udara baru di Beirut dalam pertempurannya melawan kelompok bersenjata Hizbullah yang berbasis di Lebanon. Ketika Israel mempertimbangkan langkah-langkah balasan setelah Iran, musuh bebuyutannya, meluncurkan serangan terbesar pada Selasa lalu, Biden ditanya apakah ia akan mendukung serangan Israel terhadap fasilitas minyak Iran.
“Kami sedang mendiskusikannya,” kata Biden kepada wartawan pada Kamis (3/10).
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari US$3 Per Barel karena Konflik Timur Tengah Pernyataan ini memicu lonjakan harga minyak global dan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah membuat para pedagang khawatir akan potensi gangguan pasokan minyak. "Tidak akan ada yang terjadi hari ini," tambah Biden. Pada hari Rabu (210), Presiden AS tersebut mengatakan tidak akan mendukung serangan Israel terhadap situs nuklir Iran. Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengatakan kepada CNN bahwa negaranya memiliki "banyak opsi" untuk balas dendam dan akan menunjukkan kekuatannya kepada Tehran "dalam waktu dekat." Seorang pejabat AS mengatakan, Washington tidak yakin Israel telah memutuskan cara untuk menanggapi Iran. Suburb Dahiye di selatan Beirut, yang merupakan kubu kelompok bersenjata Hizbullah yang didukung Iran, kembali menjadi target serangan udara Israel pada Kamis tengah malam.
Baca Juga: Hizbullah Menyatakan Telah Meledakkan Bom Terhadap Pasukan Israel di Beirut Setelah Israel memerintahkan warga di sebagian wilayah untuk meninggalkan rumah mereka, menurut warga dan sumber keamanan. Serangan udara tersebut menargetkan Hashem Safieddine, pejabat tinggi Hizbullah yang disebut-sebut sebagai penerus Hassan Nasrallah yang terbunuh, di sebuah bunker bawah tanah. Nasib Safieddine masih belum jelas, menurut laporan dari jurnalis Barak Ravid. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji bahwa Iran akan membayar serangan rudal tersebut. Washington juga mengatakan akan bekerja dengan sekutu lamanya itu untuk memastikan Iran menghadapi "konsekuensi berat." Presiden Iran Masoud Pezeshkian yang berbicara di Doha, mengatakan bahwa Tehran siap merespons jika ada serangan militer atau tindakan teroris yang melanggar garis merah mereka.
Baca Juga: Israel Gempur Pusat Kota Beirut, Kondisi Lebanon Semakin Memprihatinkan Seruan untuk Menahan Diri Militer Israel pada Kamis memperingatkan lebih dari 20 kota di selatan Lebanon untuk mengevakuasi diri saat mereka melanjutkan operasi lintas batas. Negara-negara G7 yang mencakup AS, Inggris, dan sekutunya mengutuk serangan rudal Iran dan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap keamanan Israel. Namun, mereka juga menyerukan penahan diri, gencatan senjata di Gaza, dan penghentian permusuhan di Lebanon. Sementara itu, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani juga mendesak upaya serius untuk gencatan senjata guna menghentikan apa yang disebutnya sebagai agresi Israel.
Baca Juga: 41.788 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Gaza Sejak 7 Oktober 2023 Hizbullah Klaim Bunuh 17 Tentara Israel Hizbullah mengklaim telah menewaskan 17 personel militer Israel dalam pertempuran di Lebanon selatan pada Kamis. Namun, militer Israel hanya melaporkan satu korban jiwa tentara pada hari itu. Perang yang semakin melibatkan aktor regional ini berpotensi memicu eskalasi besar di Timur Tengah, yang berisiko melibatkan kekuatan-kekuatan internasional seperti AS.
Editor: Yudho Winarto