Presiden Jokowi meminta porsi kredit UMKM ditingkatkan di atas 30%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengharapkan penyaluran kredit di segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bisa mencapai lebih dari 30% dari total kredit perbankan nasional pada tahun 2024. Itu meningkat dari target tahun ini sebesar 20%.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit UMKM perbankan nasional per Januari 2021 mencapai Rp 1.006,5 triliun atau 18,6% terhadap total kredit perbankan sebesar Rp 5.399,1 triliun.Komposisi tersebut tidak berubah dari akhir 2020.

Untuk mencapai itu, presiden meminta jajarannya untuk mengubah aturan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit UMKM. Plafon KUR tanpa jaminan diminta dinaikan menjadi Rp 100 juta.


"Arahan Presiden Jokowi terkait KUR tanpa jaminan yang selama ini angkanya di bawah Rp 50 juta, ini untuk ditingkatkan plafonnya menjadi Rp 100 juta," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dilansir dari akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin (5/4)

Kemudian, presiden juga meminta agar kredit untuk UMKM diperbesar menjadi Rp 20 miliar dari sebelumnya Rp 500 juta-Rp 10 miliar. Airlangga mengatakan, perubahan-perubahan itu diharapkan bisa segera dilakukan untuk kemudian dilaporkan ke presiden.

Sejumlah bank berupaya untuk terus mendorong pertumbuhan kredit di segmen UMKM ini. Salah satunya adalah PT Bank Mandiri Tbk. Per Januari 2021, bank ini mencatatkan kredit UMKM Rp 88,2 triliun atau menduduki 11,9% dari total kredit perseroan secara bank only. Itu mengalami sedikit kenaikan dari posisi Desember 2020 sebesar 11,8%.

"Bank Mandiri berkomitmen untuk mendukung perkembangan ekonomi berbasis kerakyatan melalui pembiayaan segmen UMKM mengingat segmen tersebut sebagai salah satu motor penggerak perekonomian Indonesia," kata Rudi As Aturridha, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri pada pada KONTAN, Rabu (24/3).

Baca Juga: Genjot pembiayaan UMKM, plafon KUR diubah

Tahun ini, Bank Mandiri memproyeksikan penyaluran kredit di segmen UMKM tumbuh single digit atas. Pencapaian itu salah satunya dilakukan lewat pengembangan Mandiri Pintar yakni aplikasi digital untuk kredit UMKM yang memberikan kemudahan proses pengajuan kredit secara instan.

Sementara BNI melihat dampak pandemi Covid-19 terhadap para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di tanah air cukup signifikan. Namun, bank berupaya untuk terus mendorong pencairan kredit seoptimal mungkin ke segmen tersebut.

Mucharom Sekretaris Perusahaan BNI mengatakan, pencairan kredit segmen kecil pada dua bulan pertama 2021 menunjukkan pergerakan positif. Total portofolio kredit segmen kecil ini mencapai Rp 85,32 triliun atau tumbuh 12,9% secara year on year (YoY). "Pencairan kredit segmen kecil ini terutama didominasi oleh penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 7,8% YoY dibandingkan Januari – Februari 2020," ungkapnya.

Porsi kredit kecil BNI per akhir Februari mencapai 18,6% dari total kredit perseroan. Mucharom bilang, UKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan BNI siap mendampingi UKM untuk melalui masa sulit ini.

BNI telah menyiapkan beberapa strategi untuk memperkuat daya tahan UKM. Strategi pertama, fase mitigasi dampak pandemi bagi debitur UKM. Tahun lalu, BNI memberikan stimulus relaksasi restrukturisasi kredit kepada 113 ribu debitur UKM.

Kedua, fase adaptasi digital. BNI memberikan bantuan dengan mendorong UKM bertransformasi ke arah digital. Ketiga, fase pemulihan giat UKM bagi calon debitur UKM BNI. Ini dilakukan dengan memberi bantuan dukungan tambahan modal kerja kepada lebih dari 240 ribu UKM di Indonesia pada tahun 2020.

Selanjutnya: Jokowi minta KUR bisa sampai Rp 20 miliar, bebas jaminan dan bunga kredit dipangkas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .