Presiden Jokowi: RCEP akan membawa manfaat positif bagi kawasan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo menyebut Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Regional atawa Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan membawa manfaat positif bagi negara-negara  di kawasan.

Rencananya, RCEP ditargetkan ditandatangani pada 15 November mendatang. Pencapaian tersebut dapat direalisasikan setelah melalui perundingan yang panjang karena memakan waktu kurang lebih 8 tahun.

"Kita harus buktikan bahwa integrasi ekonomi yang sangat besar ini akan membawa manfaat bagi rakyat kita," ujar Jokowi saat berpidato di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-37 ASEAN melalui video konferensi, Kamis (12/11).


Jokowi menyebut bahwa RCEP akan memberikan optimisme bagi pengembangan kawasan. Asal tahu saja, RCEP mengikutsertakan 5 negara mitra selain 10 negara anggota ASEAN.

Baca Juga: Presiden Jokowi hadiri KTT ke-37 Asean secara virtual

Negara mitra yang ikut dalam RCEP adalah China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Sebelumnya terdapat India dal negosiasi, tetapi di akhir proses India memutuskan untuk mundur.

Sebelumnya Menteri Perdagangan Agus Suparmanto Agus mengatakan, adanya RCEP ini akan memberikan efek serta signal yang positif kepada pelaku usaha, mengingat RCEP memiliki pangsa pasar 29,6% penduduk dunia dan 29% PDB dunia. Bahkan menurutnya, kegiatan bisnis pun akan terkonsentrasi di Asia.

Tak hanya itu, dia juga mengatakan FDI di RCEP mencapai 29,3% dar FDI dunia. Selanjutnya, Indonesia juga bisa langsung memanfaatkan RCEP untuk memasuki global supply chain dan meningkatkan partisipasi dalam global value chain.

"Hal ini juga nantinya akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan meningkatkan PDB 2021-2032 akan naik sekitar 0,05%, kalau tidak ada RCEP akan turun 0,07%. Ini juga akan memfasilitasi mendorong pembangunan kapasitas ekonomi dan kemampuan UKM dalam kawasan RCEP ini," jelas Agus.

Selanjutnya: Atasi ketegangan di Laut China Selatan, jadi agenda KTT ASEAN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari