Presiden Jokowi resmikan peremajaan sawit rakyat di Riau



KONTAN.CO.ID - ROKAN HILIR. Program Peremajaan Sawit Rakyat kembali diresmikan Presiden Joko Widodo di kabupaten Rokan Hilir, Riau. Harapannya dengan peremajaan ini maka masyarakat akan menanam ulang kelapa sawit yang dapat dipanen dalam waktu 3-4 tahun ke depan agar bisa bersaing dengan industri swasta.

"Kita ini terlambat meremajakan, sehingga kalau kita bandingkan dengan perusahaan swasta dengan yang dimiliki rakyat hasil produksinya berbeda jauh, dua kali lipat," kata Presiden Jokowi, Rabu (9/5). Dengan demikian, melalui program ini, masyarakat diharapkan bakal lebih aktif mengatakan tanaman kelapa sawit yang mereka miliki.

Peresmian program peremajaan sawit rakyat di Kabupaten Rokan Hilir hari, ini mencakup 15.000 hektare lahan perkebunan rakyat yang melibatkan 5.000 petani swadaya. Adapun target untuk tahun 2018, program peremajaan sawit rakyat di Provinsi Riau ditargetkan menjangkau 25.423 Ha lahan yang tersebar di 8 Kabupaten termasuk Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Indragiri Hulu, dan Kabupaten Bengkalis.


Program Peremajaan Sawit Rakyat ini merupakan program prioritas Pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani kelapa sawit. Adapun pendanaan berasal dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dengan alokasi sebesar Rp 25 juta per hektare.

Dana ini dikombinasikan dengan dana swadaya petani serta dapat dikombinasikan juga dengan dana perbankan atau sumber pendanaan lain yang dapat meringankan beban petani.

Peningkatan Produktivitas Petani Rakyat

Direktur BPDPKS Herdrajat Natawidjaja menjelaskan bahwa program peremajaan sawit rakyat, yang ditujukan bagi petani pemilik lahan di bawah 4 Ha ini, selain untuk meningkatkan jumlah produksi, secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Lebih lanjut dikatakannya, melalui peningkatan produktivitas dengan luas lahan yang sama, program peremajaan ini juga diharapakan dapat mencegah pembukaan lahan baru melalui perambahan hutan dengan cara-cara yang dapat merusak lingkungan.

Program peremajaan ini mendesak untuk dilakukan karena produktivitas petani sawit Indonesia umumnya rendah, hanya berkisar 2-3 Ton/Ha/Tahun, jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat produktivitas perkebunan swasta. Hal ini disebabkan karena lahan sawit milik petani umumnya merupakan tanaman tua dan kebun yang menggunakan bibit illegitim alias palsu

Asal tahu, pogram ini merupakan tahap ketiga setelah sebelumnya dilakukan di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan Pada bulan September 2017 dan di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, pada bulan November 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia