KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti lama dan banyaknya perizinan dalam penyelenggaraan
event di Indonesia. Padahal, adanya
event berdampak pada perekonomian. Jokowi mengakui beratnya menjadi penyelenggara event di Indonesia. Padahal setiap tahunnya ada sekitar 4.000
event dan saat ini turun menjadi sekitar 3.700 event. Dia mencontohkan, event MotoGP di Mandalika memberi dampak ekonomi sebesar Rp 4,3 triliun, menyerap 8.000 tenaga kerja, dan melibatkan 1.000 UMKM.
Namun di sisi lain, dibutuhkan setidaknya 13 izin yang harus diurus. Mulai dari surat rekomendasi Ikatan Motor Indonesia (IMI) NTB dan IMI pusat, surat rekomendasi dari Polres, Polda NTB, dan Mabes Polri.
Baca Juga: BSI International Expo 2024 Sukses Besar, Pengunjung dan Transaksi Lampaui Target Kemudian ada surat dukungan dari RSUD di NTB, Dinas Pemadam Kebakaran, surat pemberitahuan Ditjen Bea Cukai, dan KEK di NTB. "Harus punya ini, kalau tidak izin-izin itu tadi tidak keluar," ujar Jokowi saat peresmian Digitalisasi Layanan Perizinan Penyelenggaraan Event, Senin (24/6). Selain itu, Jokowi juga menyinggung event yang sudah terbit izinnya saja bisa dibatalkan. Jika alasannya karena keamanan, Jokowi meminta kepolisian menyelesaikannya dari yang tidak aman menjadi aman. Oleh sebab itu, Jokowi berharap digitalisasi proses perizinan penyelenggaraan event bukan hanya website layanan saja. Akan tetapi betul-betul memberi kemudahan pengurusan perizinan yang memberikan kepastian izin, dan memotong birokrasi. "Sehingga munculnya adalah sebuah
cost yang lebih murah dan lebih terbuka dan transparan," ucap Jokowi. Lebih lanjut Jokowi mengatakan penyelenggaraan event-event internasional terbukti memberi dampak perekonomian di setiap negara tuan rumah. Misalnya, konser Taylor Swift yang diselenggarakan di Singapura pada Maret lalu dihadiri 360.000 penonton. Ia menilai separuh penontonnya berasal dari Indonesia. Hal ini yang membuat aliran dana yang ke Singapura mulai dari tiket, hotel, makan, transportasi dan lainnya.
Baca Juga: Acara PRJ Hari Ini (24/6): Konser Musik Oom Leo & Balee, Cek Harga & Link Tiket Contoh berikutnya adalah saat penyelenggaraan Piala dunia tahun 2022 di Qatar. Event itu bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari tahun sebelumnya hanya 1,5% melompat menjadi 4,3%. Qatar disebut mengeluarkan uang Rp 3.600 triliun untuk menyelenggarakan Piala Dunia 2022. Sementara itu, event world water forum di Indonesia dikunjungi oleh lebih dari 50.000 peserta. Kemudian event G20 juga dikunjungi oleh 21.000 peserta. Jika setiap peserta menghabiskan Rp 30 juta maka perputaran uang bisa mencapai ratusan miliar atau triliunan. "Kita tahu di
travel and tourism development index Indonesia naik peringkat dari 32 menjadi ke 22. Tapi kita masih tertinggal, kalah dengan Malaysia, Singapura, dan yang terakhir kita kalah juga dengan Vietnam. Meskipun naik tapi kita hanya di urutan ke-5 ASEAN," jelas Jokowi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi