BEKASI. Sekali lagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta dunia usaha tidak memanfaatkan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) untuk menggenjot harga kelewat tinggi. Kali ini, Presiden meminta sesama pengusaha untuk saling mengingatkan satu sama lain. Sebab, SBY yakin lebih banyak dunia usaha yang masih punya hati. "Saya berharap yang punya hati itu mengajak yang lain-lain jangan aji mumpung," ujar Presiden saat berkunjung ke Percetakan PT Ganeca Exact di Kawasan MM 2100 untuk melakukan sosialisasi kenaikan TDL, Rabu (21/7). Pesan ini, kata SBY, dia sampaikan lantaran pemerintah hendak meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang sehat dan konstruktif untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran dan menciptakan kesejahteraan rakyat. SBY mengaku mendapat informasi ada pelaku usaha yang memanfaatkan kenaikan TDL dengan menaikkan harga berlebihan. Menurutnya, pemerintah sudah menghitung kenaikan TDL pada suatu perusahaan misalnya sebesar 15% atau 18% memang berpengaruh pada komponen produksi barang dan jasa. Tapi, menurut SBY yang dihitung adalah 15% atau 18% dari biaya listrik yang dikeluarkan, bukan dari biaya keseluruhan. "Rakyat tahu, pemerintah tahu, saya tahu mana yang akal-akalan,mana yang benar," tukasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Presiden Minta Pengusaha Tidak Manfaatkan Kenaikan TDL
BEKASI. Sekali lagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta dunia usaha tidak memanfaatkan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) untuk menggenjot harga kelewat tinggi. Kali ini, Presiden meminta sesama pengusaha untuk saling mengingatkan satu sama lain. Sebab, SBY yakin lebih banyak dunia usaha yang masih punya hati. "Saya berharap yang punya hati itu mengajak yang lain-lain jangan aji mumpung," ujar Presiden saat berkunjung ke Percetakan PT Ganeca Exact di Kawasan MM 2100 untuk melakukan sosialisasi kenaikan TDL, Rabu (21/7). Pesan ini, kata SBY, dia sampaikan lantaran pemerintah hendak meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang sehat dan konstruktif untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran dan menciptakan kesejahteraan rakyat. SBY mengaku mendapat informasi ada pelaku usaha yang memanfaatkan kenaikan TDL dengan menaikkan harga berlebihan. Menurutnya, pemerintah sudah menghitung kenaikan TDL pada suatu perusahaan misalnya sebesar 15% atau 18% memang berpengaruh pada komponen produksi barang dan jasa. Tapi, menurut SBY yang dihitung adalah 15% atau 18% dari biaya listrik yang dikeluarkan, bukan dari biaya keseluruhan. "Rakyat tahu, pemerintah tahu, saya tahu mana yang akal-akalan,mana yang benar," tukasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News