BOGOR. Penyerapan anggaran yang lelet bikin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kesal. Dia minta seluruh jajaran kementerian dan lembaga maupun pemerintah daerah optimal dan efisien mengelola anggaran negara dan daerah.Hasil evaluasi intern pemerintah menunjukkan penyerapan anggaran baik pemerintah pusat dan daerah sangat minim. Pada semester pertama tahun ini, penyerapan anggaran belanja negara baru sebesar Rp 414,9 triliun. Sebanyak Rp 366,2 triliun di antaranya merupakan belanja pemerintah pusat. Itu berarti, realisasi belanja negara baru 36,8% dari target yang ditetapkan dalam APBN-P 2010 yang mencapai Rp 1.126,1 triliun.Presiden menilai, karena keterlambatan penyerapan anggaran otomatis membuat kontribusi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi tidak maksimal. "Ini menyia-yiakan peluang pertumbuhan ekonomi," ucap Presiden dalam pembukaan rapat kerja III Presiden dengan para menteri dan gubernur se-Indonesia di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (5/8)Untuk itu, Presiden mendesak seluruh pejabat negara yang menjadi peserta rapat kerja nasional mengidentifikasi permasalahan secara obyektif dan menghasilkan jalan keluar dari persoalan atas permasalahan tersebut. Dalam kesempatan itu, Presiden kembali mengingatkan agar anggaran negara yang sudah melampaui angka Rp 1.000 triliun dapat dipergunakan dengan baik, maksimal dan efisien. Tujuannya, untuk menghindari defisit anggaran yang terlalu besar. "Anggaran negara harus digunakan secara efektif, efisien, optimal, dan tidak ada penyimpangan," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Presiden: Optimalkan Penyerapan Anggaran
BOGOR. Penyerapan anggaran yang lelet bikin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kesal. Dia minta seluruh jajaran kementerian dan lembaga maupun pemerintah daerah optimal dan efisien mengelola anggaran negara dan daerah.Hasil evaluasi intern pemerintah menunjukkan penyerapan anggaran baik pemerintah pusat dan daerah sangat minim. Pada semester pertama tahun ini, penyerapan anggaran belanja negara baru sebesar Rp 414,9 triliun. Sebanyak Rp 366,2 triliun di antaranya merupakan belanja pemerintah pusat. Itu berarti, realisasi belanja negara baru 36,8% dari target yang ditetapkan dalam APBN-P 2010 yang mencapai Rp 1.126,1 triliun.Presiden menilai, karena keterlambatan penyerapan anggaran otomatis membuat kontribusi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi tidak maksimal. "Ini menyia-yiakan peluang pertumbuhan ekonomi," ucap Presiden dalam pembukaan rapat kerja III Presiden dengan para menteri dan gubernur se-Indonesia di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (5/8)Untuk itu, Presiden mendesak seluruh pejabat negara yang menjadi peserta rapat kerja nasional mengidentifikasi permasalahan secara obyektif dan menghasilkan jalan keluar dari persoalan atas permasalahan tersebut. Dalam kesempatan itu, Presiden kembali mengingatkan agar anggaran negara yang sudah melampaui angka Rp 1.000 triliun dapat dipergunakan dengan baik, maksimal dan efisien. Tujuannya, untuk menghindari defisit anggaran yang terlalu besar. "Anggaran negara harus digunakan secara efektif, efisien, optimal, dan tidak ada penyimpangan," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News