Presiden Palestina: Hanya Amerika yang Dapat Menghentikan Serangan Israel



KONTAN.CO.ID - Setidaknya 34.454 warga Palestina tewas dan 77.575 lainnya terluka dalam serangan militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan pada Minggu (28/4), sekitar 66 orang tewas dan 138 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir.

Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada pertemuan khusus Forum Ekonomi Dunia di ibu kota Saudi, Riyadh mengutarakan, hanya Amerika Serikat (AS) yang dapat menghentikan serangan Israel terhadap kota perbatasan Rafah di Gaza.


Baca Juga: AS Kritik Upaya Perluasan Wilayah Pendudukan Israel di Tepi Barat, Palestina

Abbas menambahkan bahwa serangan tersebut, yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan, dapat memaksa sebagian besar penduduk Palestina untuk meninggalkan daerah kantong tersebut.

“Kami menyerukan Amerika Serikat untuk meminta Israel agar tidak melakukan serangan Rafah. Amerika adalah satu-satunya negara yang mampu mencegah Israel melakukan kejahatan ini,” kata Abbas.

Israel meningkatkan serangan udara di Rafah pekan lalu. Asal tahu, Israel selama berminggu-minggu telah mengancam akan melancarkan serangan habis-habisan di wilayah tersebut dengan mengatakan tujuannya adalah untuk menghancurkan sisa batalion Hamas di sana.

Baca Juga: Iran dan China Mengutuk Serangan Israel di Gaza, Serukan Genjatan Senjata

“Apa yang akan terjadi dalam beberapa hari mendatang adalah apa yang akan dilakukan Israel dengan menyerang Rafah karena semua warga Palestina dari Gaza berkumpul di sana,” kata Abbas, seraya menambahkan bahwa hanya “serangan kecil” di Rafah yang akan memaksa penduduk Palestina meninggalkan Gaza.

“Bencana terbesar dalam sejarah rakyat Palestina akan terjadi.”

Abbas menegaskan kembali bahwa dia menolak perpindahan warga Palestina ke Yordania dan Mesir. Abbas mengatakan dia khawatir bahwa setelah Israel menyelesaikan operasinya di Gaza, Israel kemudian akan berusaha memaksa penduduk Palestina keluar dari Tepi Barat dan masuk ke Yordania.

Editor: Yudho Winarto