Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, Salahkan Hamas atas Kekacauan di Gaza



KONTAN.CO.ID - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, secara terbuka menyalahkan Hamas atas segala kekacauan yang terjadi di Gaza. Meskipun demikian, Abbas juga mengatakan Israel dan AS bertanggung jawab atas kematian puluhan ribu orang di Gaza.

Komentar Abbas tersebut mempertebal ketegangan antara faksi Fatah yang dipimpinnya dengan kelompok Islam Hamas.

Hamas sendiri menuduh Abbas telah memihak Israel.


"Kepresidenan Palestina mengutuk pembantaian tersebut dan meminta pertanggungjawaban penuh dari pemerintah Israel, serta pemerintah AS yang memberikan segala macam dukungan terhadap pendudukan dan kejahatannya," kata Abbas dalam sebuah pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan hari Sabtu (13/7).

Baca Juga: Erdogan Menentang Niat NATO untuk Bekerja Sama dengan Israel

Tidak hanya itu, Abbas turut menyalahkan Hamas karena memicu perang di Gaza yang telah berlangsung selama sembilan bulan.

Pada 7 Oktober 2023, Hamas melakukan serangan di wilayah Israel dan menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 orang Israel.

"Gerakan Hamas adalah mitra dalam memikul tanggung jawab hukum, moral dan politik atas kelanjutan perang genosida Israel di Jalur Gaza," lanjut Abbas dalam pernyataannya, dikutip Arab News.

Hamas telah menguasai Gaza sejak pengambilalihan wilayah pesisir tersebut pada tahun 2007 dari loyalis Abbas.

Baca Juga: Hamas Tak Menarik Diri dari Pembicaraan Gencatan Senjata Pasca Serangan Israel

Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan, pernyataan Abbas berarti Otoritas Palestina telah memilih untuk berada di pihak yang sama dengan pendudukan atau Israel.

"Otoritas Palestina telah memilih untuk berada di pihak yang sama dengan pendudukan (Israel). Sikap seperti ini tidak akan berhasil memeras atau menekan kelompok perlawanan," kata Abu Zuhri, dikutip Reuters.

Pemimpin Hamas lainnya, Basem Naim, mengatakan Abbas harus disalahkan atas kegagalan mencapai kesepakatan persatuan.

"Abbas dan otoritasnya bermitra dengan Zionist. Kejahatan mereka tidak hanya tercatat di Gaza, tetapi juga di seluruh tanah Palestina," kata Naim.