Presiden Perancis Emmanuel Macron tolak nasionalisme ala Donald Trump



KONTAN.CO.ID - DW. Presiden Prancis Emmanuel Macron mendapat sambutan dan tepukan tangan di Sidang Umum PBB di New York harin Selasa (25/9) ketika berpidato berapi-api mendukung multilateralisme dan mengecam politik unilateralisme AS.

Emmanuel Macron naik ke podium setelah Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan, baginya yang terpenting adalah Amerika Serikat dan tidak akan pernah menyerahkan kedaulatan Amerika kepada "birokrasi global yang tidak dipilih dan tidak bertanggung jawab." Trump dalam pidatonya diĀ  Sidang Umum PBB juga mengutuk rezim Iran dan menyebutnya memiliki "agenda darah" di Yaman dan Suriah.

Presiden Perancis Macron mengakui bahwa ada sikap skeptis terhadap badan-badan internasional seperti Uni Eropa dan PBB, namun dia memperingatkan bahwa "nasionalistik selalu mengarah pada kekalahan."


Pidato Emmanuel Macron di Sidang Umum PBB terdengar seperti jawabanan langsung terhadap agenda utama Donald Trump. Dalam pidatonya, Trump mengundang gelak tawa hadirin ketika ia memuji-muji prestasinya sendiri.

Hukum rimba Trump

Presiden Perancis Macron memperingatkan, kebijakan isolasi yang diterapkan Trump, khususnya terhadap Iran, hanya meningkatkan potensi ancaman konflik.

"Unilateralisme mengarahkan secara langsung ke isolasi dan konflik ... hingga merugikan semua orang, bahkan pada akhirnya juga menerpa mereka yang mengira mereka adalah yang terkuat," kata Macron. "Hukum rimba tidak melindungi setiap orang dari ancaman apa pun, baik senjata kimia maupun nuklir."

Macron juga menyerukan mengedepankan "dialog dan multilateralisme" dalam menangani masalah-masalah mengenai Iran. Ia mengatakan bahwa perjanjian nuklir Iran telah membantu mengekang program senjata nuklir Teheran.

"Apa yang akan membawa solusi nyata bagi situasi di Iran dan apa yang sudah menstabilkannya? Hukum dari yang paling kuat? Tekanan hanya dari satu sisi? Tidak!" kata Macron. "Kami tahu bahwa Iran berada di jalur militer nuklir, tetapi apa yang menghentikannya? Kesepakatan Wina dari tahun 2015", tegas presiden Perancis itu.

Kesepakatan perdagangan dan perubahan iklim

Presiden Trump menarik Amerika Serikat ke luar dari perjanjian atom Iran bulan Mei lalu dan menerapkan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran. Namun Presiden Perancis Emmanuel Macron di depan Sidang Umum PBB menyarankan, bahwa Iran harus diizinkan menjual minyaknya di pasar global. Ini juga salah satu jalan memecahkan iritasi kenaikan harga minyak yang dikeluhkan Trump, kata Macron.

Macron juga menyinggung tentang perubahan iklim dan kesepakatan yang sudah dicapai di Paris, sekaligus mengritik keputusan presiden AS tahun lalu untuk menarik diri dari pakta iklim Paris.

Presiden Prancis memperingatkan, kesepakatan perdagangan di masa depan dapat dikaitkan pada keanggotaan sebuah negara dalam perjanjian iklim. Sebuah langkah yang jelas merupakan tekanan terhadap AS yang sudah memutuskan keluar dari kesepakatan iklim.

"Bahkan mereka yang menentang realitas perubahan iklim" merasakan dan menderita dampaknya seperti orang lain juga," kata Macron dalam pidatonya.

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti