Presiden Prabowo Umumkan Beli 200 Helikopter Baru: Kemanusiaan atau Perang?
Sabtu, 06 Desember 2025 00:42 WIB
Oleh: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto kembali membuat pernyataan besar soal modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista). Namun kali ini, alasan yang disampaikan bukan soal perang, melainkan bencana alam. Berpidato di acara Partai Golkar di Istora Senayan, Jumat (5/12), Prabowo menegaskan bahwa penguatan alutsista—termasuk rencana mendatangkan 200 helikopter baru adalah kebutuhan mendesak untuk misi kemanusiaan. "Indonesia berada di Ring of Fire, kita harus siap menghadapi yang paling buruk," ujarnya disambut tepuk tangan.
Tonton: Dampak Bencana di Sumatra, Presiden Prabowo Panggil Menteri ESDM ke Istana Presiden mengungkap bahwa 5 helikopter baru sudah tiba minggu ini. Mulai Januari tahun depan, pemerintah akan mendatangkan 200 helikopter tambahan untuk memperkuat respons bencana nasional. Pernyataan ini sontak memicu perdebatan publik: Apakah Indonesia butuh sebanyak itu? Bagaimana pembiayaannya? Apakah ini bagian dari skema belanja multi-year yang belum dijelaskan? Selama ini, belanja persenjataan termasuk pembelian pesawat dan helikopter militer termasuk salah satu sektor dengan anggaran terbesar dan paling sulit diawasi karena kerahasiaan kontrak. Baca Juga: Presiden Prabowo Melantik 2000 Perwira Baru, Berpesan Agar TNI/Polri Cintai Rakyat Namun Prabowo menegaskan bahwa semua itu untuk rakyat. Prabowo mencontohkan musibah yang menimpa Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Ia mengklaim negara mampu mengerahkan 50 helikopter sekaligus untuk operasi evakuasi dan bantuan kemanusiaan. "Kita buktikan rakyat melihat ada musibah, alat-alat negara segera hadir," tegasnya. Pesawat Baru: Dari Hercules C-130J sampai Airbus A400 Prabowo juga membuka data pengadaan: 5 unit C-130J Hercules sudah didatangkan beberapa bulan lalu dan Airbus A400 juga sudah tiba beberapa minggu lalu. Baca Juga: Ancaman Global Meningkat, Presiden Prabowo Serukan Kekuatan Pertahanan Nasional Keduanya dikenal sebagai pesawat angkut berat terbaik di kelasnya, lazim digunakan untuk operasi militer dan bantuan kemanusiaan. Presiden menyebut bahwa alutsista bukan lagi bicara perang, tetapi tentang penyelamatan warga dari bencana.
Namun di tengah tekanan fiskal dan wacana pemangkasan subsidi untuk kelompok mampu, rencana mendatangkan ratusan helikopter tentu akan menjadi tantangan besar. Apakah ini langkah visioner atau justru investasi raksasa yang perlu diawasi ketat? Publik kini menunggu penjelasan lebih detail dari pemerintah—mulai dari skema anggaran pembelian apakah menggunakan utang luar negeri atau skema lain, jadwal kedatangan, hingga kesiapan operasional—agar rencana penguatan alutsista ini benar-benar berpihak pada rakyat, bukan sekadar proyek jumbo.
SAYA MARAH, PAK MENTERI!, Titiek Soeharto Gebrak Meja Soal Hutan Gundul & Banjir Sumatra