KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, berdasarkan rapat terbatas yang digelar, disetujui bahwa bantuan pangan beras akan diperpanjang hingga Juni 2024. Adapun besaran bantuan masih akan sama yakni 10 kilogram per keluarga penerima manfaat (KPM). Airlangga mengatakan, KPM bantuan pangan tahun depan sebanyak 22.004.077 penerima manfaat. "Pak Presiden setuju, untuk 2024 akan diberikan dari Januari sampai Juni," kata Airlangga di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (6/11).
Airlangga menjelaskan, penyaluran bantuan pangan tahap dua yakni September hingga November kini terealisasi sebesar September 94,95% untuk bulan September, Oktober 94,89%, dan periode November 18,45%.
Baca Juga: Bapanas: Harga Beras, Jagung dan Gula Berpotensi Terus Alami Kenaikan Selain bantuan pangan beras, pemerintah juga memberikan bantuan pangan untuk keluarga rawan
stunting (KRS). Dimana untuk bantuan pangan berupa daging ayam dan telur ayam juga dilanjutkan pada tahun depan untuk 1,4 juta penerima manfaat di 7 provinsi. "Untuk bantuan
stunting untuk 1.446.809 KRS dari data BKKBN bantuan
stunting sebesar Rp 446,242 miliar per kuartalnya. Jadi totalnya Rp 892 miliar di semester pertama tahun depan," kata Airlangga. Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, untuk bantuan pangan beras tahun depan ketersediaan akan diisi beras dari dalam negeri dan juga impor. Dimana selain 2 juta ton penugasan impor tahun ini, pemerintah sudah menambah 1,5 juta ton kuota impor kepada Bulog. Selain itu, Arief menegaskan pemenuhan dari dalam negeri. Oleh karenanya Kementerian Pertanian diminta untuk melakukan percepatan tanam bulan November-Desember ini. Adapun stok beras di Bulog saat ini per 2 November ialah 1.442.945 ton. "Stok beras kan dari impor 2 juta ditambah 1,5 juta ton. Itu kita siapkan untuk bantuan pangan. Terpisah dari itu Pak Menteri Pertanian juga diminta untuk percepatan tanam November-Desember supaya nanti di bulan empat, lima, enam berasnya lebih baik," kata Arief.
Baca Juga: BPS: Harga Gula dan Cabai Naik Tinggi pada Pekan Pertama November Arief menegaskan, perpanjangan bantuan pangan beras tidak ada kaitannya dengan tahun depan yang sudah masuk tahun politik. Ia menegaskan, dengan harga beras yang masih tinggi saat ini tentunya diperlukan perpanjangan bantuan kepada masyarakat yang termasuk dalam desil 1. "Ini tak terkait politik. Keluarga paling bawah harus dibantu dengan harga beras yang tinggi saat ini, ini akan membantu. Kalau bantuan pangan tidak ada bendera politik," tegasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi