KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Presiden Taiwan Lai Ching-te mengkritik kultus pribadi pemimpin kuat dan jaringan polisi rahasia pada Rabu (3/9/2025), bertepatan dengan parade militer di Beijing yang dipimpin Presiden China Xi Jinping bersama Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk memperingati akhir Perang Dunia II. Taiwan, yang diperintah secara demokratis namun diklaim Beijing sebagai wilayahnya, berulang kali mengecam pandangan China yang dianggap menyimpangkan sejarah perang. Taipei menegaskan bahwa pada masa itu pemerintah Republik Tiongkok (ROC) ikut berperang bersama Sekutu. Pemerintahan ROC mundur ke Taiwan pada 1949 setelah kalah dalam perang saudara melawan komunis pimpinan Mao Zedong, dan hingga kini masih mempertahankan nama resmi tersebut.
Presiden Taiwan Kritik Kultus Pemimpin Kuat saat China Gelar Parade Perang
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Presiden Taiwan Lai Ching-te mengkritik kultus pribadi pemimpin kuat dan jaringan polisi rahasia pada Rabu (3/9/2025), bertepatan dengan parade militer di Beijing yang dipimpin Presiden China Xi Jinping bersama Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk memperingati akhir Perang Dunia II. Taiwan, yang diperintah secara demokratis namun diklaim Beijing sebagai wilayahnya, berulang kali mengecam pandangan China yang dianggap menyimpangkan sejarah perang. Taipei menegaskan bahwa pada masa itu pemerintah Republik Tiongkok (ROC) ikut berperang bersama Sekutu. Pemerintahan ROC mundur ke Taiwan pada 1949 setelah kalah dalam perang saudara melawan komunis pimpinan Mao Zedong, dan hingga kini masih mempertahankan nama resmi tersebut.