Presiden Turki Erdogan Sebut Respon Israel terhadap Hamas di Gaza Sebagai Pembantaian



KONTAN.CO.ID - ANKARA. Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, blokade dan pengeboman Israel terhadap Gaza sebagai pembalasan atas serangan kelompok militan Palestina Hamas merupakan respon yang tidak proporsional dan merupakan sebuah "pembantaian".

Dengan tawaran Ankara untuk menjadi penengah, Erdogan dan menteri luar negerinya menggelar pembicaraan dengan negara-negara regional, Amerika Serikat (AS), dan lainnya. Namun, utusan Israel untuk Ankara mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mendiskusikan mediasi.

Berbicara kepada Partai AK yang berkuasa di parlemen, Erdogan mengatakan bahwa perang pun memiliki "moralitas" namun gejolak yang terjadi sejak akhir pekan lalu telah "sangat melanggar" hal tersebut.


Baca Juga: Respons Serangan Roket Hezbollah, Israel Jadikan Lebanon Selatan Sasaran Tembakan

"Mencegah orang memenuhi kebutuhan mereka yang paling mendasar dan mengebom perumahan tempat tinggal warga sipil - singkatnya, melakukan konflik dengan menggunakan segala macam cara yang memalukan - bukanlah perang, ini adalah pembantaian," katanya, Rabu (11/10) merujuk pada Israel yang memutus aliran listrik dan air ke Gaza dan menghancurkan infrastruktur.

Turki, yang telah mendukung Palestina di masa lalu dan menjadi tuan rumah bagi anggota Hamas, telah bekerja untuk memperbaiki hubungan dengan Israel setelah bertahun-tahun bermusuhan. Tidak seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat, Ankara tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.

Meskipun tidak secara terbuka menyalahkan Israel, Turki mengatakan bahwa pertempuran ini disebabkan oleh ketidakadilan yang terjadi selama bertahun-tahun terhadap warga Palestina.

Adapun satu-satunya jalan menuju perdamaian adalah pembentukan negara Palestina yang berdaulat dalam solusi dua negara.

Baca Juga: Warga Negara Thailand yang Tewas dalam Konflik Israel-Gaza Meningkat Menjadi 20 Orang

"Kami menyerukan kepada negara-negara di Amerika, Eropa, dan wilayah lainnya untuk mengambil posisi di antara kedua belah pihak yang adil, adil, dan berdasarkan keseimbangan kemanusiaan. Semua pihak harus menahan diri dari tindakan yang akan menghukum rakyat Palestina sepenuhnya, seperti memblokir bantuan kemanusiaan," katanya.

Editor: Yudho Winarto